Bekasi,Sonora.Id - Menyambut perayaan Hari Tubuh dan Darah Kristus, Paroki Santo Arnoldus Janssen Bekasi menyelenggarakan Misa Komuni Pertama pada Minggu, (19/6/22)
Pendamping anak-anak penerima komuni pertama dari Sekolah Strada Budi Luhur I Bekasi, FX Wakijo (51) menuturkan peserta yang menerima komuni pertama adalah anak-anak sekolah yang berada di wilayah Paroki Arnoldus Bekasi.
"Sebanyak 571 anak-anak sekolah akan menerimakan komuni pertama di Gereja Arnoldus Bekasi yang terdiri dari berbagai siswa sekolah mulai kelas IV SD hingga siswa SMP," kata pria asal Sleman,Yogyakarta yang bisa disapa Pak Jo kepada Radio Sonora
Sementara itu Pastur Ambrosius,SVD (64) selaku Konselebran Utama yang memimpin misa Komuni Pertama mengatakan, sesuai kalender Liturgi Gereja bahwa hari ini Minggu,(19/6/22) adalah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Hari ini anak-anak ini akan menerima roti kehidupan dalam bentuk roti dan anggur untuk pertama kalinya yang tidak akan pernah habis.
Agar anak-anak ini selalu tumbuh dalam iman Katolik dalam pendidikan, kehidupan, kedewasaan maka harus ada makanan rohani yang selalu menguatkan iman mereka.
"Semoga kalian senantiasa memegang teguh iman katolik mulai dari lahir, baptis,komuni hingga mati secara Katolik," pesan Pastur Ambros.
Pastur Ambros berharap anak-anak yang menerima Komuni Pertama senantiasa meneladani Tuhan Yesus dengan perilaku yang sesuai ajaran Yesus dan menjauhi larangan-larangan.
"Mencontoh perilaku Tuhan dengan rajin belajar dan jangan main game terus, rajin berdoa, nurut orangtua, rajin ke gereja setiap minggu untuk menerima tubuh dan darah Kristus dan harus berubah meninggalkan perilaku buruk selama ini," tambah Ambros.
Dalam kesempatan yang sama salah satu peserta komuni pertama siswa Kelas V SD Strada Budi Luhur I Kota Bekasi, Gregorius Fino Wisanggeni (12) mengatakan bahwa ia mengaku senang sudah bisa menerima komuni pertama yang melambangkan tubuh dan darah Kristus dalam wujud roti dan anggur yang ia santap.
Ia mengaku sudah menyiapkan pelajaran jelang komuni pertama jauh-jauh hari dengan belajar bina iman di sekolah dan setiap minggu ke gereja harus menyiapkan buku catatan hidup menggereja.
"Senang dan Puji Tuhan sudah bisa menerima roti saat misa ekaristi di gereja setelah sebelumnya setiap misa di gereja hanya menutupkan tangan didada sebagai tanda belum menerima komuni," ujar Wisanggeni.
Fino Wisnaggeni yang memiliki keinginan melanjutkan pendidikan di Seminari ini mengaku gelisah dan kawatir saat persiapan gladi resik hingga menjalani pengakuan dosa sebelum menerima komuni pertama berlangsung.
"Sempat gelisah dan tidak bisa tidur saat paginya mau pengakuan dosa untuk pertama kalinya dihadapan Pastur," ujarnya.
Seperti diketahui saat ini pemerintah masih memberlakukan kebijakan PPKM Level I untuk wilayah Jabodetabek sehingga seluruh aktivitas masyarakat sudah bisa dilaksanakan secara tatap muka/luring dengan kapasita 100 persen, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.