Jadi Sekolah Penggerak, Capaian Peserta Didik SMU Plus Budi Utomo Makassar Meningkat

22 Juni 2022 20:54 WIB
Jadi Sekolah Penggerak, Capaian Peserta Didik SMU Plus Budi Utomo Makassar Meningkat
Jadi Sekolah Penggerak, Capaian Peserta Didik SMU Plus Budi Utomo Makassar Meningkat ( )
Makassar, Sonora.ID – Kurikulum Merdeka Belajar berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
 
Adaptasi kurikulum ini diakui menjadikan capaian (output) pembelajaran peserta didik semakin meningkat.
 
Hal ini dilatarbelakangi juga motivasi siswa belajar ikut meningkat.
 
Kepala Sekolah SMU Plus Budi Utomo Kota Makassar Sulawesi Selatan Dede Nurrohim mengatakan kurikulum Merdeka Belajar berorientasi pada kebutuhan dan karakter peserta didik.
 
Para siswa disekolah yang dipimpinnya saat ini lebih menikmati proses pembelajaran.
 
Hal ini dikarenakan, pada tahap awal pihaknya melakukan asesmen terlebih dahulu kepada para siswa.
 
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
 
“Jadi tahap awal yang kita lakukan ini adalah asesmen, kemudian dari hasilnya kita lakukan pemetaan termasuk untuk kita melihat sejauh mana kemampuan dan gaya belajar peserta didik. Selain itu, asesmen juga akan membanttu melihat latar belakang budaya, keluarga peserta didik. Jadi tiap guru sudah memiliki pegangan”, ujar Nurrohim saat menerima kunjungan rombongan Press Tour Kemendikbudristek di SMU Plus Budi Utomo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (22/6).
 
Nurrohim menjelaskan sebagai Sekolah Penggerak, SMU Plus Budi Utomo mengadopsi kurikulum Merdeka Belajar.
 
 
Dalam kurikulum Merdeka Belajar, kata Nurrohim, peran guru hanya sebagai fasilitator dalam kelas ketika proses belajar berlangsung.
 
Dengan demikian, ruang untuk keaktifan peserta didik, bernalar kritis, kesempatan menyampaikan pendapat lewat diskusi dan presentasi menjadi terbuka.
 
“ Saya sebagai kepala sekolah selalu melakukan evaluasi. Bahkan evaluasi kita meminta feedback dari guru-guru sebenarnya kendalanya seperti apa ?. Nah, kita dalam sebulan itu dua kali melakukan evaluasi. Saya sebagai kepala sekolah mesti bisa memotivasi guru bagaimana merubah mindset keluar dari zonanya yang selama ini sudah nyaman dengan kurikulum 2013. Sekarang dituntut berubah, untuk guru melakukan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam kelas”, ujarnya
 
Lebih lanjut Nurrohim mengungkapkan selain mengembangkan kompetensi pembelajaran lewat inovasi, kreatifitas dan pembelajaran yang menyenangkan, para guru juga diminta untuk mengembangkan pembelajaran lewat keragaman latar belakang dan budaya masing-masing siswa.
 
Hal ini dilatarbelajabgi siswa SMU Plus Budi Utomo tidak hanya berasal dari Sulawesi Selatan tapi juga dari berbagai daerah seperti Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, NTB, Maluku dan Kalimantan.
 
“Semua bergabung disini dalam berkebhinekaan”, pungkasnya
 
Di kesempatan yang sama, staf pengajar SMU Plus Budi Utomo, Andi Fahri juga seorang Guru Penggerak mengatakan guru adalah penuntun bagi peserta didiknya.
 
Konsep ini ia dapatkan ketika mendapat pelatihan sebagai guru penggerak selama sembilan bulan.
 
Dari modul pengajaran yang didapatnya terutama tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, ia mengaku peran guru tidak bisa lagi menjadikan murid sesuai keinginan guru.
 
Sebagai contoh, bakat murid menyanyi, tidak bisa diarahkan ke bidang kedokteran.
 
“Dulu sebelum menjadi guru penggerak, saya tuh selalu memaksakan kehendak kepada murid dalam penjurusan. Saya kan mengajar Kimia, saya berupaya semaksimal mungkin pokoknya peserta didik saya tahu dan harus memiliki nilai tinggi usai pembelajaran. Tapi, setelah mengikuti pengajaran guru penggerak, disinilah saya mendapatkan pembelajaran bahwa sebagai guru harusnya saya menuntun bukan memaksa”, kata Fahri
 
Fahri kemudian menjelaskan dari pengajaran Guru Penggerak yang didapatkannya selama sembilan bulan, dirinya mendapat pembelajaran terdeferensiasi.
 
Hal ini kemudian dikombinaskan dengan konsep Sekolah Penggerak yang juga disandang oleh SMU Plus Budi Utomo Kota Makassar.
 
Bersama kepala sekolah dan stakeholder lainnya, Fahri sebagai guru penggerak kemudian bersama-sama berupaya untuk memanfaatkan potensi sekolah.
 
“Dulunya saya selalu berfikir, apa sih yang dipunya sekolah supaya saya bisa bergerak. Ohh, saya tidak punya ini, saya minta deh ke sekolah. Tapi, dengan pembelajaran ini, kita harus merubah pemikiran itu dengan mengandalkan aset yang dimiliki sekolah saat ini dan bukan berbasis pada masalah. Hal ini kita masukan ke dalam kelas. Dengan begitu, pembelajaran tidak berhenti begitu saja”, tegasnya.
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm