"Ini termasuk metabolisme, sistem kekebalan, dan kemampuan kognitif yang penting untuk merasa kuat dan berenergi," tulisnya.
Penjelasan yang disampaikan Lugavere sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari ritme Sirkadian -jam internal tubuh yang juga mengatur siklus tidur.
Ritme tersebut dapat terganggu fungsinya apabila orang-orang terpapar cahaya saat bangun tidur.
Pasalnya tubuh akan menekan melatonin, hormon yang berperan dalam siklus tidur-bangun, untuk melepaskannya setelah matahari terbenam.
Sebagai contoh, jika seseorang biasanya bangun sekitar pukul 6 pagi saat matahari terbit, tubuh secara harfiah mengartikan waktu ini sebagai awal hari yang baru.
Jadi, ketika matahari terbenam, melatonin akan dilepaskan dan memberi tahu tubuh bahwa sudah waktunya untuk mulai tidur.
Baca Juga: Sering Tak Disadari, Ini Tanda-Tanda Kalau Produktivitas Kamu Toksik
Hal yang berbeda tentu akan terjadi bila orang-orang menghabiskan waktu di akhir pekan dengan berpesta hingga dini hari.
Aktivitas tersebut sebenarnya bisa membuat tubuh mengatur ulang jam internal karena mereka melewati periode waktu yang diharapkan tubuh untuk tidur.
Sederhananya, kurang tidurlah yang menyebabkan banyak orang tidak menyukai hari Senin disebabkan tubuh bingung dan perlu kembali ke ritme Sirkadian.
Jika terus dibiasakan, kurang tidur dikhawatirkan dapat berdampak signifikan pada kemampuan untuk bekerja.
Penelitian sebelumnya di Finlandia mendapati bahwa orang-orang yang begadang punya catatan kinerja dua kali lebih buruk.
Selain yang sudah dijelaskan, alasan mengapa orang-orang mager menghadapi hari Senin karena merena menganggap waktu bersenang-senang sudah berakhir.