Lebih jauh, Romo Iwan mengungkapkan bahwa dalam berbagai sambutan pada acara perpisahan Sabtu (25/6/2022) di KBRI Vatikan, baik para staf KBRI Roma ataupun Vatikan, para religius yang berkarya di pusat-pusat kongregasi maupun di medan karya, hingga mereka yang sedang menuntut ilmu merasa kaget sekaligus bangga dengan berita penunjukan Dubes Amrih Jinangkung sebagai Dirjen HPI Kemenlu.
“Namun kemudian, mereka pun mengungkapkan syukur atas tugas baru yang dipercayakan kepada Bapak Amrih serta mengharapkan agar karya baik beliau diteruskan oleh pelaksana tugas dan nantinya oleh Duta Besar selanjutnya,” tutur Romo Iwan.
Sementara saat menyampaikan ucapan perpisahan, papar Romo Iwan, Dubes Amrih Jinangkung beserta Ibu Bertha, mengungkapkan mereka sungguh merasa berbahagia berkesempatan berkarya dan melayani di KBRI Vatikan.
“Kami pun merasa sangat gembira boleh banyak melaksanakan kunjungan serta mengenal para rohaniwan dan rohaniwati di berbagai penjuru Italia terlebih boleh tinggal dekat dan semakin mengenal Pusat Gereja Katolik bahkan pemimpin tertingginya, Bapa Suci Fransiskus,” tutur Dubes Amrih Jinangkung seperti dikutip Romo Iwan.
Sejumlah rohaniwan yang hadir dalam acara perpisahan pun mengamini bahwa selama bertugas di Vatikan, Dubes Amrih Jinangkung dan Ibu Bertha Jinangkung cukup sering melaksanakan kunjungan baik di komunitas, acara universitas maupun ujian-ujian penting yang dijalani oleh para rohaniwan-rohaniwati di Italia.
Hadir dan meneguhkan
Superior General MSF Romo Agustinus Purnama Sastrawijaya MSF mengaku bersyukur atas kehadiran Dubes Amrih Jinangkung di Vatikan yang sangat bermakna. Terutama dalam waktu perjumpaan yang relatif singkat tetapi sudah banyak mengunjungi kolegio dan komunitas-komunitas para romo, suster dan bruder.
“Terimakasih untuk kerja sama dan kebersamaannya. Semoga sukses di tempat tugas yang baru yang tidak mudah,” tutur Romo Purnama.
Kesan positif yang mendalam pun dikemukakan Ketua Ikatan Rohaniwan/Rohaniwati Katolik di Kota Abadi Roma (IRRIKA) Romo Paul Halek SSCC. Ia mengakui bahwa perjalanan satu setengah tahun bekerjasama dengan Dubes Amrih Jinangkung merupakan pengalaman luar biasa.
“Dua kata yang bisa menyimpulkan kehadiran Pak Amrih dan Ibu Berta adalah hadir dan meneguhkan,” tandas Romo Paul.
“Beliau berdua menganggap para romo dan suster seperti anak-anaknya sendiri. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih atas kehadiran Pak Amrih dan Ibu Bertha yang meneguhkan perjalanan hidup para romo dan suster,” pungkas Romo Paul.
Acara perpisahan Dubes Laurentius Amrih Jinangkung beserta keluarga berlangsung dalam suasana haru tetapi juga penuh syukur berkat tugas baru. “Pesta” perpisahan pun meriah karena hiburan dan suguhan yang ditampilkan oleh para religius.
Salah satu yang sangat berkesan adalah saat Dubes Laurentius Amrih Jinangkung dan Ibu Bertha Jinangkung bersama Romo Markus Solo Kewuta SVD atau Padre Marco bernyanyi bersama dalam lagu How Great Thou Art.
Pasalnya, lirik dalam lagu ini juga berisi kenangan para roharniwan/rohaniwati tentang Dubes Amrih dan keluarga, dan sebaliknya kesan dan pesan mereka kepada para imam/suster/bruder dan para misionaris.
Dubes Amrih Jinangkung menyatakan tidak membayangkan acara bakal meriah dan banyak surprise. Menurut dia, bagi diplomat datang dan pergi adalah hal biasa. Datang dan pergi menjadi bermakna tergantung bagaimana mengisi hari-hari antara datang dan pergi.
“Dari sisi waktu tugas di Vatikan adalah yang tercepat, hanya satu setengah tahun. Tetapi secara makna adalah yang paling besar, pengalaman yang unik,’ katanya.
Dubes Amrih berharap setelah di Indonesia relasi tetap terjalin dan ia bisa berkunjung ke tempat para suster dan romo di Indonesia.
“Meskipun singkat tugas di tengah para suster dan romo, sangat berharga. Sebagai manusia kami tetap sedih karena harus berpisah. Namun, kami punya banyak bekal untuk melanjutkan perjalanan hidup di Indonesia. Kita saling mendoakan untuk perjalanan masing-masing,” sambung Dubes Amrih seraya berharap kerja sama IRRIKA dan KBRI Vatikan tetap berlanjut.
Sementara Ibu Bertha Jinangkung mengungkapkan bahwa mereka sekeluarga merasa terberkati bisa berada di tengah-tengah para romo dan suster. “Hal ini merupakan kesempatan yang luar biasa. Terimakasih atas kebersamaan selama ini,” tuturnya.
Acara perpisahan dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang bersama serta diakhiri dengan seluruh peserta yang hadir menyanyikan lagu Kemesraan bersama-sama.