Generasi penerus yang sehat, cerdas, ceria merupakan modal bagi pembangunan SDM unggul.
Untuk itu, anak-anak yang kompeten dan bahagia wajib dimiliki suatu bangsa dan harus terus diupayakan oleh negara.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (
Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan enam profil
Pelajar Pancasila merupakan bekal untuk menggapai cita-cita di masa depan, sesuai dengan minat dan potensi adik-adik.
“Sesuai dengan semangat Merdeka Belajar, sekarang tidak ada batasan lagi untuk bermimpi. Tapi adik-adik juga harus terus semangat untuk belajar dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mendikbudristek dalam sambutannya pada acara Festival Generasi Pancasila secara daring, pada Selasa (5/7).
Memerdekakan yang dimaksud kata Suharti adalah belajar dengan raga yang bebas dan jiwa yang bahagia.
“Artinya, ketika adik-adik belajar seharusnya merasa bahagia, nyaman, aman, dan antusias. Jadi ketika adik-adik bangun tidur, tidak sabar mau mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah. Penasaran “hari ini belajar apa lagi, ya?” tutur Suharti.
Suharti mengingatkan generasi muda untuk rajin memotivasi diri dengan hal-hal yang baik. Kemudian, gali bakat dan minat masing-masing.
“Di masa depan, adik-adik juga harus bisa bekerja dalam kelompok, berinteraksi dengan banyak orang dengan latar belakang yang beragam. Untuk itulah adik-adik perlu mengembangkan nilai gotong royong dan nilai berkebinekaan global. Yakinlah, adik-adik yang berada di sini adalah adik-adik yang hebat, keren, luar biasa,” ujarnya menyemangati para peserta.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh generasi muda, kata Suharti adalah memotivasi dari dalam diri sendiri untuk mengetahui apa bakat dan minat yang dimiliki.
“Sukanya belajar apa? Apa yang menjadi minat adik-adik? Apa cita-cita adik-adik? Sampaikan ke orang tua dan guru adik-adik. Tidak ada mimpi yang tidak mungkin, kita percaya Tuhan bersama orang yang berusaha. Dengan begitu, adik-adik telah mengamalkan nilai-nilai Profil Pancasila dan menjadi Pelajar Pancasila,” tutur Suharti.
Pada kesempatan ini, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek Franka Makarim merasa sangat senang melihat anak-anak Indonesia pada Hari Anak Indonesia memimiliki semangat yang luar biasa.
“Semoga semangat ini akan terus terjaga sehingga adik-adik terus berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selalu ingat bahwa tidak ada mimpi yang tidak mungkin selama kita menjadi Pelajar Pancasila,” ujar Franka Makarim.
“Dengan pesan tersebut, diharapkan agar orang tua selalu melindungi anak dan selalu mengajarkan anak tentang kepedulian terhadap sesama,” tuturnya.
Seorang pendongeng yang turut hadir pada acara Festival Generasi Pancasila, Kak Iwan Manga menuturkan untuk mewujudkan generasi muda yang unggul, setiap orang tua harus ikut melakukan berbagai kebaikan untuk mencerdaskan anak, membuat anak bahagia, gembira sehingga bisa menjadi anak yang cerdas dan kreatif.
“Serta menciptakan suasana rumah yang gembira, aman, dan mendidik anak untuk menjadi generasi penerus bangsa,” ucapnya.
Puncak acara Festival Generasi Pancasila yang merupakan bagian dari peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022, dimeriahkan dengan lantunan lagu oleh pelajar berbakat dari PKBM Tunas Harapan Salatiga sebagai Juara I Kreasi Lagu Pelajar Pancasila, Shelomita Gasya Amory serta dipandu oleh Nala Kania bersama ayahnya, Indra Brasco sebagai perwujudan dari pencapaian tujuan khusus peringatan HAN yaitu meningkatkan peran keluarga dalam pengasuhan positif.
“Penting kita untuk memilih di lingkungan mana kita berada, tapi ketika kita diharuskan untuk berada pada lingkungan yang kurang cocok, kita harus bisa melawan dengan pikiran-pikiran yang positif,” tutur Nala yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar ini.
Peringatan HAN 2022 merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Oleh karenanya, anak harus memiliki bekal keimanan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, jiwa, dan semangat kebangsaan serta kesegaran jasmani agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berbudi luhur, bersusila, cerdas dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Dengan demikian, upaya pembinaan anak perlu diarahkan untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran akan hak, kewajiban dan tanggung jawab kepada orang tua, masyarakat, bangsa dan negara,” ucap Indra Brasco.