"Untuk yang ke empat adalah mempercepat realisasi fiskal pemerintah daerah selain untuk menjaga konsumsi masyarakat, juga untuk mendorong realisasi kegiatan investasi proyek infrastruktur baik PSN nasional maupun daerah," ungkap Herawanto.
Herawanto juga menjelaskan mengenai peningkatan kapasitas pekerja dalam memenuhi kebutuhan industri melalui edukasi dan vokasi pendidikan teknologi juga peningkatan inklusi dan literasi digital melalui pemanfaatan teknologi.
Selanjutnya, dalam upaya mengoptimalkan langkah sinergi dan kolaborasi kebijakan tersebut, Bank Indonesia se-Jawa Barat telah menyelenggarakan berbagai event kolaboratif beberapa waktu lalu, seperti, Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ), West Java Industrial Meeting (WJIM), dan akan juga mengoptimalkan beberapa event kolaboratif lainnya, yaitu West Java Economic Society (WJES), West Java Digital Economic Festival (WJDEF), West Java Sharia Economic Festival (WJSEF) West Java Infrastructure Forum (WJIF), West Java Investment Summit (WJIS), dan West Java Annual Meeting (WJAM).
"Semua itu adalah salah satu wujud nyata sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan Jabar yang tetap optimis dalam rangka menjaga keberlanjutan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta mengantisipasi potensi tekanan inflasi global guna mendukung pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.
Diketahui, diskusi kegiatan Media Update terkait Perkembangan Perekonomian Jawa Barat menghadirkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, Kepala Perwakilan BI Cirebon, Hestu Wibowo, Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana, dan Ketua ISEI Cabang Bandung Prof. Martha Fani Cahyandito.