Sementara Wakil Duta Besar RI untuk Australia, M. Syarif Alatas, menyampaikan harapan bahwa acara Centuries of Friendship dapat semakin mempererat hubungan antara masyarakat Indonesia dan Australia.
Dia menegaskan komitmen KBRI Canberra dan seluruh perwakilan RI di Australia dalam mendukung penguatan hubungan kedua negara dan masyarakatnya
Hadir secara langsung Walikota Makassar, Danny Pomanto dan menyampaikan hubungan perdagangan antara Makassar dan Aborigin selama sekitar 300 tahun telah
berkembang dan menciptakan hubungan persaudaraan yang kuat.
“Saya berharap acara ini dapat memperkuat kembali hubungan kedua masyarakat, tidak hanya dalam bidang budaya, tetapi juga pendidikan, ekonomi, dan teknologi,” ujarnya.
Walikota juga mengundang para hadirin untuk berkunjung ke kota Makassar menghadiri acara tahunan Makassar Eight Festival and Forum (F8) 2022.
Baca Juga: PLN Manjakan Pengunjung Karst Rammang-Rammang dengan Perahu Listrik
Acara perayaan diawali Welcome to Country oleh Matthew Doyle, penduduk Aborigin di New South Wales, dan dilanjutkan pertunjukan dari wakil masyarakat Yolngu yang memainkan alat musik khas Aborigin, Didgeridoo, diiringi permainan alat musik perkusi oleh para murid Mattravile Sports High School.
Tarian penyambutan juga dipersembahkan oleh gabungan penari Makassar dan murid
sekolah Australia, diiringi permainan alat musik oleh Daya Music Ensemble dari Indonesia.
Acara semakin meriah dengan penampilan Kalompoana Pa’saranganta, kelompok pemain musik dan penari yang didatangkan langsung dari Makassar. Alunan musik dan tarian yang ditampilkan menceritakan keagungan negeri Sulawesi Selatan dengan 4 etnis yaitu Makassar, Bugis, Mandar, dan Toraja.
Para tamu hadirin dipukau dengan penampilan Daya Quartet Performance yang dipimpin Prof Tjut Njak Deviana Daudsjah. Anging Mamiri, salah satu dari 3 lagu yang dimainkan, berhasil menghipnotis para hadirin untuk menyanyi bersama dan menambah kehangatan suasana.
Tidak cukup sampai di situ, penampilan tari solo oleh Rosmala Sari Dewi diiringi alunan piano yang dimainkan Prof Deviana semakin membuat kagum para hadirin.
Acara ditutup dengan penyerahan bunga apresiasi oleh Konsul Jenderal RI Sydney, Vedi Kurnia Buana, kepada Lucy Surtandi selaku project manager, Prof Deviana dan Suhendi Kosasih, selaku Direktur Artistik, dan para pengisi acara.
Interaksi dengan nelayan Makassar pada awal abad ke-18 merupakan interaksi pertama penduduk Yolngu Aborigin di Australia dengan dunia luar.
Interaksi ini terjadi jauh sebelum kedatangan Kapten James Cook pada tahun 1770 yang diklaim sebagai penemu benua Australia.
Hubungan Makassar-Aborigin yang berlangsung sejak 300 tahun yang lalu ini diawali dengan perdagangan tripang.
Interaksi ini memberikan pengaruh kepada kehidupan masyarakat Aborigin, termasuk pengenalan pisau dan kapak besi yang membuat kehidupan sehari-hari semakin mudah pada saat itu.
Banyak bukti sejarah yang menggambarkan jejak interaksi kedua masyarakat, termasuk di antaranya dalam kosa kata dan benda artefak.