Medan, Sonora.ID – Pertumbuhan transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus terjadi bersamaan dengan terpilihnya jajaran direksi baru BEI untuk masa bakti 2022-2026.
Kinerja yang positif ini menjadi modal bagi nakhoda baru dan jajarannya melakukan sejumlah langkah Pengembangan dan inovasi untuk membuat aktivitas transaksi di pasar modal Indonesia semakin bertumbuh dan dipercaya para pelaku pasar dunia.
Kinerja BEI dipaparkan dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 yang diadakan secara hybrid (online dan offline) pada akhir Juni lalu, tepatnya Rabu (29/6) dengan tetap menerapkan protocol kesehatan Covid 19.
Beberapa agenda diantaranya yang pertama, Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2021.
Pasar modal Indonesia pada tahun 2021 mulai mengalami pemulihan dan terus bertumbuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.581,5 pada akhir Desember 2021 atau naik 10,1 persen (yoy), setelah mengalami penurunan pada masa pandemi tahun 2020.
Baca Juga: BEI Sediakan SPM, Salah Satu Jenis yang Diselenggarakan SPM Rutin dan SPM Syariah Kepada Masyarakat
Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2021 tercatat sebesar Rp 8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen (yoy).
Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham tahun 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp13,4 triliun.
Pada tahun 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan sebesar 91,1 persen (yoy) menjadi 1,29 juta transaksi per hari.
Frekuensi perdagangan harian saham mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 2.141.575 kali transaksi pada tanggal 9 Agustus 2021.