Akrab dengan Kesulitan
Sudah berapa kali kita mendengar bahwa orang-orang besar yang menjadi penguasa di bidangnya seringkali merupakan orang menderita yang hidupnya penuh dengan kesulitan di masa lalu?
Elon Musk, misalnya, yang kini menjadi orang paling kaya di dunia, pernah menjadi orang yang dibully oleh teman-temannya karena kutu buku. Sebelum berhasil seperti sekarang, ia juga pernah terancam bangkrut dan punya utang tak sedikit.
Jeff Bezos, misalnya, sebelum memiliki Amazon seperti sekarang, adalah seorang anak dari keluarga sederhana yang bahkan sempat tak diakui oleh ayahnya.
Lewat cerita-cerita semacam ini, kita akan paham kesulitan yang kita alami di masa kini sama sekali bukan halangan untuk bisa memperjuangkan nasib kita untuk masa depan.
Selain itu, kesusahan mestinya justru menjadi pemecut bagi kita untuk segera berjuang memperbaiki hidup, sehingga kita punya bahan bakar dan semangat jauh melebihi orang-orang yang telah merasakan hidup enak sejak awal.
Menghargai Orang Lain
Sudah tidak asing, bahwa salah satu tabiat kuat orang sukses adalah kecenderungannya menghargai orang lain lebih daripada orang pada umumnya.
Mereka yang menjadi sukses di masa depan seringkali merupakan orang yang mengharap kebaikan dan kesuksesan juga untuk orang lain.
Mereka tak akan rela berharap nasib baik menimpanya, sementara di saat yang sama, mereka melihat orang di sekeliling mereka hidup dengan penderitaan.
Di hidup ini, kita harus sadar bahwa ada 'faktor X' dalam segala hal, yakni faktor yang tak berkenaan dengan logika dan usaha yang sifatnya manusiawi.
Dalam hal kesuksesan, sikap mengharap kebaikan dan menghargai orang lain adalah 'faktor X' yang membuat Tuhan berkenan untuk mempermudah urusan dan perjalanan kita meraih kesuksesan.
Baca Juga: Arti Mimpi Menonton Teater atau Bioskop, Bisa Jadi Pertanda Keberuntungan