Setelah tahu bahwa orang toxic memang perlu dijauhi, yang perlu kita lakukan bukan semata melacak mana orang-orang toxic dan mana yang bukan.
Di samping itu, yang harus kita lakukan juga memperbesar ruang toleransi dalam diri kita.
Dengan melakukan hal tersebut, maka kita telah menerapkan apa yang disebut Pramoedya Ananta Toer sebagai 'adil sejak dalam pikiran'.
Selain menjauhi orang-orang toxic yang membuat mental kita sehat, kita juga ingin sekali, bukan, menjadi orang yang toleran sehingga kehadiran kita diharapkan oleh orang lain?
Baca Juga: Cita Citata Stop Main Medsos, Alasannya Bikin Kamu Pengin Ikut!
Stres Tidak Selalu Salah
Semua orang pernah mengalami stres, dan itu sama sekali bukan kehinaan.
Maksudnya, ketika kita stres, jangan terburu-buru membuat diagnosa mandiri dengan menyatakan bahwa mental kita tidak sehat.
Selain justru akan menurunkan kesehatan mental dan gairah psikologismu, sikap yang seperti itu justru membuat pribadimu amat rentan terhadap masalah.
Akibat rentan dengan masalah, biasanya, kita akan jadi orang yang sulit bergaul dengan orang lain, mudah tersinggung, dan bahkan sering mengucapkan kata-kata yang tanpa kita sadari bisa menyakiti hati mereka.
Ingat, stres itu biasa saja.
Orang bekerja kelelahan, pelajar dan mahasiswa mengerjakan tugas terlalu banyak, dan mereka semua juga mengalami stres.
Tapi perlu dicatat, keadaan lelah dan stres tak selalu menjadi alamat bahwa kamu punya mental bermasalah.
Mungkin, kamu kadang hanya perlu memberi jeda sesekali, beristirahat atau bertamasya, guna membuat tenagamu pulih untuk menjalani hari esok dengan lebih baik lagi.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata ini Manfaat Buku Gambar untuk Orang Dewasa bagi Kesehatan Mental