Bandung, Sonora.ID - Ada beberapa langkah yang harus diambil oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk meminimalisir terjadinya stagflasi ekonomi.
Stagflasi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan. Sementara inflasi terdorong naik akibat tekanan inflasi global.
"Ada dua langkah yang dapat diambil. Langkah jangka pendek dan langkah jangka panjang," ucap Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar Herawanto pada High Level Meeting (HLM) TPID Jabar di Gedung Sate Bandung, Kamis (14/7/2022).
"Untuk jangka pendek, yang paling mudah dan bisa dilakukan adalah memberikan bibit tanaman musiman kepada warga yang melakukan urban farming, seperti cabai, tomat dan bawang merah. Tanaman-tanaman itu kan dalam beberapa bulan sudah bisa panen," papar Herawanto.
Selanjutnya, kata Herawanto, sebagai langkah yang kedua, yaitu jangka panjang. Menurutnya langkah yang dapat diambil adalah memastikan kelancaran distribusi pangan.
Baca Juga: Empat Rekomendasi BI Jabar Hadapi Tekanan Inflasi
"Jalur distribusi adalah bagian yang penting yang perlu dilakukan semua pihak, terutama agar ongkos kirim tidak melonjak. Juga jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan dari kondisi gejolak ekonomi," kata Herawanto.
"Di sini satgas pangan harus bertindak, karena ini akan membantu agar distribusi lancar di jalan. Jadi, mari kita dorong Jabar agar punya pasar induk di sentra-sentra produksi hortikultura. Jadi jangan semuanya dilempar ke Jakarta sehingga harga tidak terlalu mahal," tutur Herawanto.
Diketahui, peran TPID dalam upaya pengendalian inflasi daerah saat ini menjadi sangat penting, mengingat tekanan inflasi Jawa Barat pada Juni 2022 tercatat sebesar 4,41% (yoy), yang disumbang oleh komoditas bahan pangan bergejolak diantaranya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras dan tomat.
Herawanto menjelaskan, efektivitas program pengendalian inflasi daerah oleh TPID dalam kerangka kebijakan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif menjadi kunci dalam mencapai stabilitas inflasi daerah.
Di acara yang sama, Pelaksana Harian (Plh) Sekda Jabar Yerry Yanuar berharap di Jabar tidak terjadi stagflasi. Karena menurutnya, ada beberapa indikator ekonomi yang masih cukup baik. Seperti halnya ekspor yang terus naik dan suplai pangan yang mencukupi.
Baca Juga: BI Jabar Sebut Ekonomi Jabar Saat Ini dalam Tren yang Positif
"Terkait distribusi, di Jabar sudah ada 2 pusat distribusi yaitu di Cirebon dan Purwakarta. Tapi kita perlu ada kerjasama regional antar wilayah, sehingga saat kekurangan bisa saling tukar," terang Yerry.
Sementara itu, Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian RI Ferry Irawan mengatakan, bahwa hasil dari HLM ini perlu ada tindak lanjut dan harus ada langkah konkret agar bisa dilaksanakan langkah pengendalian inflasi pada semester dua.