Di Jabar, menurut Herawanto, beberapa komoditas sudah mulai naik, seperti cabai, telur ayam, tomat, bawang merah, dan lainnya. Walaupun stok di Jabar sangat mencukupi.
Baca Juga: Tanam Cabai, Bawang Merah, dan Tomat Bisa Cegah Stagflasi
"Banyak sentra pertanian yang menghasilkan komoditas harian. Namun sayang, komoditas tersebut langsung dijual ke Jakarta dan daerah lain," kata Herawanto.
Dirinya menjelaskan, di tengah risiko stagflasi dunia, keberlanjutan kinerja pertumbuhan ekonomi Jabar perlu dijaga bersama melalui penguatan sinergi dan kolaborasi seluruh pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan instansi terkait lainnya termasuk Bank Indonesia Jawa Barat dalam menjaga optimisme dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi.
Peran TPID, lanjut Herawanto, dalam upaya pengendalian inflasi daerah saat ini menjadi sangat penting, mengingat tekanan inflasi Jawa Barat pada Juni 2022 tercatat sebesar 4,41% (yoy), yang disumbang oleh komoditas bahan pangan bergejolak diantaranya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras dan tomat.
"Efektivitas program pengendalian inflasi daerah oleh TPID dalam kerangka kebijakan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif menjadi kunci dalam mencapai stabilitas inflasi daerah," pungkasnya.