Kelainan pada sperma umum dapat dibagi dalam 3 kategori, yakni:
– Kelainan bentuk sperma (teratozoospermia)
– Kelainan jumlah sperma (oligozoospermia)
– Kelainan pergerakan sperma (asthenozoospermia)
– Sering kali, kelainan sperma ditentukan dalam bentuk kombinasi beberapa kelainan secara bersamaan, seperti oligoasthenozoospermia, yakni kondisi sperma yang diejakulasikan memiliki jumlah sedikit dan pergerakannya tidak bagus.
Berlawanan dengan anggapan umum bahwa teratozoospermia menjadi salah satu kelainan yang sering terjadi.
Teratozoospermia sebenarnya tidak mengganggu kapasitas sperma untuk membuahi atau tidak menimbulkan masalah kesuburan.
Baca Juga: Tergila-gila dengan Benda Mati? Bisa Jadi Itu Gangguan Seksualitas, Kenali Gejalanya
Sementara itu, kelainan yang paling berat adalah oligoasthenoteratozoospermia, yakni sperma yang diejakulasikan memiliki jumlah, pergerakan, dan bentuk yang tidak baik.
Kelainan lain yang meresahkan, yaitu jika cairan sperma yang diejakulasikan tidak mengandung sel sperma (azoospermia).
Beruntungnya, sebagian kasus azoospermia dapat diatasi dengan program bayi tabung.
Namun, apabila pria ternyata mendapati sperma encer terus menerus dan dicurigai menjadi penyebab susah hamil pada pasangan, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Dokter pada umumnya akan merekomendasikan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui secara pasti volume air mani, kadar keasaman, jumlah sperma, mortilitas sperma, sampai bentuk sperma.