Soppeng, Sonora.ID - Guna meningkatkan daya tarik produk kain sutra kepada masyarakat sekaligus peningkatan ekonomi, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar belum lama ini menggelar Pelatihan Sablon dan Batik Print, di Dusun Sappotedongnge, Desa Pesse, Kec. Donri Donri, Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan.
PLN menggandeng Kelompok Usaha Cantika Sabena melatih 18 peserta dari masyarakat di wilayah tersebut selama lima hari, mulai 12 hingga 16 Juli 2022.
Pelatihan ini termasuk dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR (Corporate Social Responsibility) dengan nilai bantuan sebesar Rp 50 Juta dan
Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak mengapresiasi bantuan PLN terkait Pengembangan Kain Sutera di wilayahnya.
Andi Kaswadi Razak berharap pengembangan kain sutra melalui pelatihan ini, perlu diikuti dengan baik oleh masyarakat setempat agar produk kain sutra terus berkembang.
Manager PLN UP3 Parepare, Rizky Ariana Bayuwerti mengatakan, Pelatihan Sablon dan Batik Print kain tenun merupakan Bantuan TJSL yang dapat mendorong pengembangan dan pemberdayaan kelompok wanita, sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Investor Hongkong Lirik Kejasama Pengambangan Industri Sutera Sulsel
"Bantuan ini menjadi wujud kepedulian PLN, yang nantinya dapat mendorong pengembangan dan pemberdayaan kelompok wanita, sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat," ujar Rizky Ariana Bayuwerti.
Diharapkan dengan pelatihan ini, nantinya dapat mengembangkan produk kain sutra di Soppeng.
Diketahui, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Cantika Sabena merupakan kelompok usaha yang bergerak dibidang usaha kain sutra dan memiliki dua kelompok binaan yakni, kelompok Sappotedongnge dan kelompok pelanggi yang berfokus pada eco print yang berada di Kabupaten Soppeng.
Untuk membuat kain sutra yang cantik, membutuhkan proses waktu yang tak singkat.
Dalam proses pembuatan 2 meter kain sutra saja, membutuhkan waktu sekitar satu bulan 15 hari, mulai dari telur kupu-kupu sutra, menjadi ulat, dan menjadi kepompong sutra, pengintalan hingga menjadi kain sutra.
Maka tak heran jika kain sutra ini memiliki nilai jual yang tinggi, mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu per meter.
Baca Juga: Penertiban Waria di Makassar, Petugas Dinsos Dilempari Hingga Diancam Busur