Pada pameran fotografi Nyala Keruh ini terdapat juga syair oleh Rofi Muhammad yang menginterpretasi 14 karya fotografi tersebut dengan tajuk Children of Universe.
“Dalam penulisan syair, dari 14 karya yang sudah dikumpul, Rofi menginterpretasi karya-karya tersebut dari apa yang dia lihat. Dia membuat alurnya sendiri dalam penulisan syair untuk karya ini,” kata Naufal.
Selain itu, menampilkan pula karya musikalisasi oleh Nursalim Yadi Anugerah yang menginterpretasi hal yang sama dengan tajuk Mataando Tubuu’. Interpretasi dalam bentuk syair dan musikalisasi ini dibaurkan menjadi satu dalam pameran Nyala Keruh.
Pameran tunggal oleh Rendy yang bertajuk Nyala Keruh ini selain menyajikan karya fotografi juga berusaha memperlihatkan beberapa persoalan alam dan lingkungan yang wajib menjadi pemikiran bersama.
Pameran ini menjadi bagian kecil dari pesan mengenai fatamorgana antara air dan api, semangat dan ketenangan, diri dan lingkungan, kemungkinan dan kenyataan, serta berbagai macam kata ganti lainnya untuk membuka sebuah wacana baru dari wujud air dan api.
Baca Juga: PERIKLINDO Electric Vehicle Show 2022, Siap Dukung Kendaraan Listrik di Indonesia