Butuh solusi
Fenomena "kamar barokah" di kalangan jemaah haji Indonesia sampai ke telinga anggota Amirul Hajj 2022, Muhammad Khoirul Muttaqin, dari Kementerian Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Menurut Khoirul, urusan penyaluran kebutuhan seksual bagi jemaah haji pasutri sudah lama menjadi isu yang dibicarakan.
Ia pun menyarankan, negara sebaiknya ikut memberi jalan keluar dalam urusan tersebut.
"Saya dengar jemaah akhirnya saling menyediakan karena tahu bila ini keperluan mendasar manusia. Negara sebaiknya hadir, agar bisa lebih rapi dan tertib, dan tidak menyusahkan jemaah," ujar Khoiron, ditemui di Jeddah, Sabtu (16/7/2022).
Khoiron mengatakan, terkadang jemaah haji Indonesia yang pasutri kesulitan melaksanakan "ibadah" selepas menunaikan rukun haji itu karena harus menyewa apartemen dan kamar di mukimin, atau WNI yang berdomisili di Tanah Suci.
Menurut Khoiron, kebutuhan biologis jemaah haji pasutri bukan hal tabu untuk dijadikan salah satu bahan pembahasan dalam penyelenggaraan haji.
Sebab menurut dia, kebutuhan untuk melakukan hubungan badan jemaah pasutri selepas melaksanakan ibadah utama haji adalah hal yang normal.
Bahkan menurut Khoiron, ada fenomena lain yang terjadi saat musim haji.
"Sekarang ini, pasangan haji yang masih muda, malah mencari tempat tersebut, karena sudah ada niatan untuk mencetak 'kader' di Tanah Suci," kata Khoiron.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Skrining Kesehatan di Masa Kepulangan Jemaah Haji