Palembang, Sonora.ID - Bagindo Togar, Pengamat Sosial dan Politik Sumsel kepada Sonora FM Palembang, Rabu (20/07/2022) mengatakan bahwa peta partai politik pemilihan presiden masih didominasi sembilan partai politik pemilu 2019.
Untuk pemilihan legislatif masih menunggu dari partai-partai baru yang akan ikut atau tidak, serta masih dalam proses verifikasi dan penentuan partai peserta pemilu.
Untuk pilkada masih berjarak sembilan bulan setelah pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
“Kalau melihat peta politik sekarang, partai penguasa masih menjadi dominasi dalam pemilu 2024 nanti, apalagi beberapa release terakhir kinerja pemerintahan semakin membaik di tiga bulan terakhir survei tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja cabinet sekarang,” ujarnya.
Ia menambahkan pada pemilihan presiden, penentuan calon dilakukan dibulan sepuluh, penentuan akhir siapa pasangan calon presiden. Partai politik mulai bergerak menyusun strategi. Penetuan partai politik yang lolos pemilu berlangsung 14 Desember 2022.
“Saat ini masih framing, pendekatan antar partai politik. Antar pendukung Jokowi apakah akan dalam satu perahu atau terbelah atau mengajak partai di luar pemerintahan Demokrat dan PKS. Dalam konteks pemilihan presiden bila parpol penguasa bergabung dengan diluar pemerintahan maka ada dua paslon, tetapi ketika dua partai non penguasa ditambah diluar pemerintahan ditambah partai penguasa maka ada tiga paslon yang bertarung,” ujarnya.
Baca Juga: Ikut Pemilu 2024, Parpol Wajib Kantongi Legalitas dari Kemenkumham
Ia mengatakan calon presiden yang akan bertarung tidak akan bergeser dari calon seperti Prabowo, Ganjar, Anis, Ridwan Kamil. Dari survei terakhir elektabilitas prabowo paling tinggi saat ini disusul ganjar. Siapa yang paling sensitivf merespon karakterisik masyarakat akan cenderung meningkat tingkat dukungannya secara survey.
Tapi definitive siapa yang akan bertarung tergantung komunikasi antar partai politik nanti dan ini masih cukup panjang dan alot tergantung beragam kepentingan.
Publik juga harus bersabar hingga tahun depan, semua partai politik berusaha menyamakan kemistri dan membaca siapa paslon yang akan disandingkan dan akan memberi peluang tertinggi memenangkan kontestasi presiden di tahun depan.