Sonora.ID - Bank Indonesia masih menahan besaran bunga acuan di level 3.5%.
Sesaat setelah kebijakan tersebut dibuat, IHSG terpantau mengurangi pelemahannya, sementara mata uang rupiah terpantau mengalami pelemahan.
Rupiah diperdagangkan dikisaran 15.034 per US Dolar, sementara IHSG justru hanya ditutup melemah 0.15% di level 6.864,13.
"Kebijakan BI memang pada dasarnya akan membuat pertumbuhan ekonomi terjaga. Namun ada sisi lain yang mengancam, yakni kemungkinan kenaikan bunga acuan The FED yang akan diambil pada pekan depan. Ekspektasi tersebut perlu dipelihara, mengingat sangat berpeluang menekan kinerja mata uang rupiah maupun IHSG," kata Benjamin.
Benjamin menerangkan, yang perlu diwaspadai adalah potensi inflasi akibat pelemahan mata uang rupiah.
Sementara itu, kenaikan harga sejumlah komoditas unggulan tanah air seperti mineral tambang dan minyak nabati memang masih berpeluang menyumbang devisa.
Baca Juga: Cek Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Rp 2.000 Buruan Investasi
Dimana devisa tersebut yang nantinya bisa diperuntukan untuk menahan laju pelemahan mata uang Rupiah.
Untuk itu pelaku pasar akan lebih berhati hati lagi serta mewaspadai kemungkinan terjadinya tekanan lanjutan.
Karena setelah BI mempertahankan besaran bunga acuan, tekanan di pasar keuangan akan berlanjut.