Terlebih di pekan depan Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan besaran bunga acuannya.
Benjamin menyebutkan, "Sejauh ini, melihat tekanan di pasar keuangan akan membesar di pekan depan. Meskipun Rupiah yang di 15 ribuan per US Dolar menurut hemat saya masih dalam posisi yang aman, namun sentimen pasar kedepan semakin sulit untuk dikendalikan. Terlebih sentimen eksternal yang dipicu oleh kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS," sebutnya.
Disisi lain, bukan hanya rupiah dan IHSG yang berada di abwah tekanan. Harga emas dunia juga terpantau turun dan diperdagangkan di bawah level psikologis $1.700 per ons troynya.
Harga emas saat ini terpuruk di level $1.685 per ons troy, yang berarti dengan beberapa kemungkinan besar kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS, harga emas masih dalam tren turun atau bearish.
Baca Juga: Ekonomi Membaik, Proyeksi APBD Kalsel Tahun Depan Capai Rp6,5 Triliun
Sementara, Benjamin menilai, harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran level 817 ribu per gramnya.
Dengan ekspektasi beberapa kali lagi kenaikan bunga acuan The FED hingga tahun 2023, maka emas berpotensi untuk terus melemah kedepan. Ini bukan kabar baik bagi investor emas.