Medan, Sonora.ID - Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan sejalan dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung serta meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan.
Sedangkan Perekonomian global diprakirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, di tengah meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Hal ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Ibrahim pada kegiatan Bincang Bareng Media (BBM) secara hybrid di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Jalan Balai Kota Medan, Selasa (26/7/2022).
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Ibrahim saat kegiatan Bincang Bareng Media ( BBM ) menuturkan, bahwa perbaikan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai.
Baca Juga: Mentan Syahrul: Presiden Minta Siapkan Kebutuhan Gula Nasional
“Perekonomian domestik pada triwulan II 2022 diprakirakan terus melanjutkan perbaikan, ditopang oleh peningkatan konsumsi dan investasi nonbangunan serta kinerja ekspor yang lebih tinggi dari proyeksi awal. Berbagai indikator dini pada Juni 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir,” tuturnya.
lebih lanjut Ibrahim menjelaskan, berbagai indikator ekonomi terkini di Sumatera Utara terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang tetap tumbuh.
“Pulihnya ekonomi di Sumatera Utara tercermin pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang dapat mendorong konsumsi. Peningkatan konsumsi masyarakat juga terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. Hasil liaison Bank Indonesia juga mengkonfirmasi akan adanya peningkatan permintaan domestik dan juga ekspor di tengah kenaikan biaya bahan baku serta energi dampak krisis global yang terus berlanjut,” lanjutnya.
Komoditas cabai merah menjadi faktor utama pembentukan inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juni 2022 disebabkan oleh menurunnya pasokan cabai merah dari dalam dan luar Sumatera Utara sebagai dampak gangguan cuaca sehingga mendorong kenaikan harga komoditas tersebut.
Beberapa komoditas lain seperti minyak goreng, daging sapi, telur ayam, bawang merah, dan beras mencatatkan harga di atas range maupun rata-rata harga 3 tahun terakhir.