Langkah untuk mendapatkan penghasilan dari live streaming, menurut Natasya dan Snow (Streamer Games) mengungkapkan bahwa content creator harus kreatif dan pintar dalam berinteraksi dengan penonton.
Di mana, ketika live streaming berlangsung para content creator harus dapat membuat suasana dan interaksi dengan penonton jauh lebih hidup. Selain itu, interaksi antara Host dan Penonton akan menciptakan suasana yang lebih cair.
Natasya dan Snow sepakat bahwa mereka yang ingin memperoleh pendapatan dari live streaming sebaiknya tidak memaksa atau "menodong" penonton untuk memberikan “saweran” ketika sedang menggelar siaran langsung.
Pasalnya, “saweran” ini akan datang dengan sendirinya, jika host bisa membawa suasana dan dianggap menarik bagi penonton.
Baca Juga: Hadapi Pesaing dan Ambil Untungnya! Ini 3 Strategi Jitu Pemasaran Bisnis Fesyen
Live streaming telah menjadi fitur yang ramai digunakan oleh content creator dan publik figur ketika pandemi, pasalnya dapat membantu mereka berinteraksi dengan para followers secara online.
Walaupun saat ini perlahan pandemi mulai mereda, tapi fitur ini juga masih ramai digunakan oleh content creator atau para user medsos, untuk saling berinteraksi.
Namun, menurut Hariqo Wibawa Satria, salah satu pakar media sosial, menganggap fitur live streaming ini sebaiknya bisa dibatasi. dengan alasan, user pada usia tertentu dinilai belum bisa menggunakan fitur ini secara bijak.
Selain itu, fitur live streaming secara umum juga bisa digunakan oleh semua user di lintas usia. Contohnya, anak usia 14 tahun bisa melakukan live dengan modal bacaan terbatas, modal pemahaman ITE dan pers yang terbatas, apakah yang mereka lakukan ketika menggunakan fitur live dalam usia itu?
Serta, untuk melakukan monetisasi fitur live streaming, beberapa platform juga menetapkan syarat dan ketentuan khusus.
Jadi, menurut Hariqo, tidak semua user yang bisa live streaming, bisa diberi donasi atau di-”sawer”. Seperti, pada TikTok, Content Creator yang bisa "disawer" ketika live streaming adalah yang sudah memiliki setidaknya 1.000 follower.
Namun, hal ini juga memiliki kelemahan. Menurut Hariqo, jumlah follower ini juga bisa diupayakan cukup mudah, seperti dengan cara membelinya atau cara lainnya. Selain itu, Hariqo juga menilai bahwa syarat ini kurang mendidik. Pasalnya, bisa berdampak pada kesehatan mental user juga. Misalnya, ketika user tertentu dianggap remeh oleh user lain, hanya karena jumlah follower yang lebih sedikit.