"Potensi ini perlu untuk semakin dioptimalkan guna meraih ketahanan pangan dalam rangka menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi tekanan inflasi," jelas Herawanto.
"Bisa dikembangkan budidaya ikan air tawar, dibantu dengan teknologi untuk meningkatkan hasil dan kualitas ikannya. Saya yakin ini akan mampu membantu menaikkan perekonomian," imbuhnya.
Sedangkan Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung, Profesor Martha Fani Cahyandito, mengatakan, infrastruktur menjadi kendala yang harus segera ditangani dalam upaya pengembangan sektor kelautan dan perikanan di wilayah Priangan Timur.
Baca Juga: Sambut Peringatan HLUN 2022, Masyarakat Tasikmalaya Lakukan Persiapan
Menurutnya, saat ini pembangunan infrastruktur yang dilakukan di wilayah Jabar selatan masih jauh dibandingkan dengan wilayah utara Jabar.
"Di Selatan Jabar itu belum ada pelabuhan yang cukup besar. Padahal pelabuhan itu berfungsi untuk mempermudah nelayan mengekspor hasil tangkapannya. Selain itu juga belum ada jalan tol. Menurut dia, jalan tol juga sangat memiliki peran dalam pengiriman ikan ke berbagai kota," paparnya.
"Itulah mengapa harus ada kolaborasi dari berbagai pihak untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan di wilayah Priangan Timur. Untuk itu, dari kami akan memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana mengatakan, selama ini pihaknya juga sudah membantu sejumlah pelaku usaha budidaya ikan di wilayah Priangan Timur.
Selain itu, pihaknya bersama dengan pemerintah daerah di wilayah Priangan Timur, ISEI, perguruan tinggi/akademisi, hingga pelaku usaha se-Priangan Timur akan terus mengoptimalkan implementasi hasil rekomendasi kebijakan Sarasehan Ekonomi dalam mendorong sektor maritim dan perikanan guna meraih ketahanan pangan di Jawa Barat, di samping penguatan sektor pertanian yang selama ini telah menjadi sektor unggulan di wilayah Priangan Timur.