Penyusunan Manifesto IFLA/UNESCO
Penyusunan manifesto terbaru oleh IFLA/UNESCO melibatkan seluruh perpustakaan di dunia. Survei dilakukan IFLA pada 2020 dengan mengumpulkan masukan dari pustakawan di seluruh dunia. Lebih dari 600 tanggapan menawarkan banyak wawasan tentang bagaimana perpustakaan profesional menggunakan manifesto dalam pekerjaan mereka, dan bagaimana mereka menyarankan untuk diperbarui dan ditingkatkan.
Pada tahun berikutnya, IFLA bekerja dengan UNESCO untuk menyelesaikan naskah manifesto dengan mempertimbangkan umpan balik dari para pustakawan. Tentunya tetap menyelaraskan dengan agenda UNESCO dalam memajukan akses lebih lanjut ke informasi dan pengetahuan untuk semua.
Beberapa dimensi yang menjadi fokus dalam manifesto ini terkait literasi informasi, akses informasi, pelestarian informasi, etika informasi, dan informasi untuk pembangunan. Manifesto yang diperbarui menjunjung tinggi perpustakaan sebagai agen pembangunan berkelanjutan melalui posisinya sebagai ruang yang dapat diakses publik untuk pertukaran informasi, berbagi budaya, dan promosi keterlibatan masyarakat.
Hal ini termasuk menyoroti inklusi, akses, dan partisipasi budaya untuk komunitas yang terpinggirkan, masyarakat adat, dan pengguna dengan kebutuhan khusus. Hal ini mencerminkan peran perpustakaan umum dalam membantu semua anggota masyarakat mengakses, memproduksi, menciptakan, dan berbagi pengetahuan. Ini termasuk peningkatan fokus pada akses jarak jauh dan digital ke informasi dan segala materi bacaan, serta akses ke kompetensi dan konektivitas yang diperlukan untuk menjembatani kesenjangan digital.
Pembaruan ini menekankan pada pengembangan literasi media dan informasi serta keterampilan digital dalam mendorong dan menciptakan masyarakat yang demokratis dan kemudahan akses informasi.
IFLA akan melanjutkan kemitraan dan kolaborasi dengan UNESCO dalam mengimplementasikan manifesto, sebagai alat untuk akses informasi lebih lanjut dan pengetahuan untuk masyarakat.