“Fasilitas latihan kami sangat tercukupi, semuanya didukung oleh pemerintah, oleh NPC pusat, sehingga atlet menjadi lebih nyaman.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Hafizh. Dia mengakui, fasilitas latihan parabadminton sudah sangat layak. Hal itu masih ditambah dengan beragam fasilitas lainnya seperti hotel maupun makanan yang diberikan kepada atlet penyandang disabilitas.
“Dari segi hotel, tempat latihan, sudah sangat baik, terutama dari makanan juga sangat memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna, semuanya sangat baik. Selain itu, lapangan latihan juga sangat baik seperti untuk pertandingan.”
Hafizh Briliansyah juga turut memberikan dorongan kepada teman-teman penyandang disabilitas untuk tidak menjadikan kekurangan sebagai penghalang untuk terus berprestasi.
“Saya berharap teman-teman penyandang disabilitas yang belum jadi atlet untuk tetap semangat dan jangan patah semangat dan berjuang mencoba berprestasi,” katanya.
Perjuangan tim parabadminton Indonesia di ASEAN Paragames 2022 akan dimulai pada 31 Juli sampai 5 Agustus di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Berbeda dengan badminton, cabang olahraga parabadminton ini terbagi menjadi enam kelas sesuai dengan keterbatasan atltet, yaitu Wheelschair 1 (WH1), Wheelchair 2 (WC12), Standing Lower 3 (SL3), Standing Lower (SL4), Standing Upper 5 (SU5), dan Short Stature 6 (SH6).
“Untuk teman-teman disabilitas, jangan minder dengan kekurangan. Jadikan kekurangan sebagai kelebihan. Untuk teman-teman yang memiliki mimpi jadi atlet disabilitas untuk terus semangat dan kerja keras,” Hafizh menyudahi.
Di akhir acara, Yunita juga memberikan dorongan serta motivasi kepada teman-teman atlet penyandang disabilitas untuk berani bermimpi, apalagi pemerintah juga mendukung kesetaraan antara penyandang disabilitas dan nondisabilitas.
Baca Juga: Dari Solo Batik Festival hingga ASEAN Paragames, Ini Jadwal Event Solo Juni-Agustus 2022
Sesuai dengan slogan ASEAN Paragames 2022, striving for equality yang berarti berjuang untuk kesetaraan.
“Selama pengalaman saya sebagai pelatih, tidak ada hal yang tidak mungkin. Awalnya sebagai pelatih saya ragu, apakah saya bisa melatih atlet penyandang disabilitas dengan kekurangan, namun seiring berjalannya waktu ternyata atlet yang saya latih memiliki motivasi dan semangat.
Hafizh Briliansyah juga turut memberikan dorongan kepada teman-teman penyandang disabilitas untuk tidak menjadikan kekurangan sebagai penghalang untuk terus berprestasi.
“Saya berharap teman-teman penyandang disabilitas yang belum jadi atlet untuk tetap semangat dan jangan patah semangat dan berjuang mencoba berprestasi,” katanya.
“Untuk teman-teman disabilitas, jangan minder dengan kekurangan. Jadikan kekurangan sebagai kelebihan. Untuk teman-teman yang memiliki mimpi jadi atlet disabilitas untuk terus semangat dan kerja keras,” Hafizh menyudahi.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Harapkan Indonesia Jadi Juara Umum ASEAN Para Games XI 2022