Pertandingan hari ini terasa istimewa karena dia didukung langsung oleh orang-orang terpenting dalam hidupnya, yaitu ayah, ibu, serta adiknya. Ayahnya, Wuli Santoso, bahkan tak bisa menutupi rasa harusnya setelah Suci Kirana Dewi menyumbang medali perunggu.
“Saya sangat bangga sekali, ini adalah kebanggaan orang tua,” kata Wuli dengan mata berkaca-kaca.
Sebagai orang tua, tentu tidak mudah merawat dan membesarkan anak dengan Cerebral Palsy. Namun dia menegaskan, dukungan penuh merupakan salah satu cara untuk membuktikan cinta keluarga terhadap Suci Kurnia Dewi.
Sementara itu, adik Suci Kirana Dewi, Ragil Listyaningrum, mengaku tidak menyangka kakaknya bisa menjadi alet Indonesia dan meraih prestasi di kancah olahraga level internasional.
“Kami sama sekali tidak menyangka dia bisa sejauh ini, karena dia memiliki keterbatasan. Tapi saya sangat bangga dengan prestasi yang diukir olehnya,” tutur Ragil.
Bagi Suci Kirana Dewi sendiri, ini adalah pengalaman pertamanya bermain di ajang multi-event internasional, sehingga wajar jika ia merasa gugup. Apalagi karena banyak penonton yang datang langsung ke venue.
“Ini adalah turnamen internasional pertama saya, semoga saya bisa lolos ke Paralimpic dan mempersembahkan medali untuk Indonesia,” ucap Suci Kirana.
Suci Kirana Dewi sebelumnya mendulang emas saat bermain di Pekan Paralimpiade Nasional (Papernas) XVI Papua 2021. Setelah mengamankan medali pertamanya di tingkat Asia Tenggara, Suci Kirana Dewi memasang target tinggi untuk lolos main di Paralimpiade 2024 di Prancis.
Suci Kirana Dewi bertanding di nomor tunggal putri kelas BC3. Boccia merupakan olahraga yang belum terlalu populer di Indonesia, namun terus berkembang sejak perhelatan Asian Paragames 2018.
Baca Juga: Ingat Pesan Ayah, Pacu Maria Wilil Atlet Lempar Lembing Paragames Asal Papua
Kelas BC3 diperuntukkan bagi atlet yang memiliki hambatan fungsi lengan dan kaki, serta kurangnya kemampuan kendali tubuh karena mengidap gangguan otak maupun gangguan lain.
Kondisi fisik ini tidak memungkinkan atlet untuk menggenggam, melempar, ataupun mendoron bola ke lapangan. Oleh karenanya, atlet ini diperbolehkan menggunakan incline ramp atau bantuan asisten untuk mendorong bola.