Palembang, Sonora.ID - Kampung Pangan Inovatif terletak di Kecamatan Plaju, Kelurahan Plaju Ulu, lorong Saleh. Di kampung ini penghuninya mayoritas adalah pengrajin tempe.
"Masuk ke Palembang di lorong saleh ini tahun 1952. Saya termasuk generasi ke-3 dari pengrajin tempe sejak pertama kali masuk,” ujar Muhammad Junaidi Loca, Hero Kampung Pangan Inovatif Plaju Ulu.
Junaidi mengatakan penghuni lorong Saleh ini membentuk komunitas pengrajin tempe Plaju. Kemudian Pertamina CSR RU III melirik dan akhirnya memberi tawaran untuk dibina oleh Pertamina CSR RU III.
Di awal November 2020, terciptalah Kampung Pangan Inovatif yang diprakarsai Pertamina CSR RU III.
“Pertamina CSR RU III menawarkan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Bagaimana mengolah tempe yang menghasilkan nilai lebih. Sebelumnya diawali dengan pengolahan limbah produk tempe yaitu pembuangan IPAL. Kami diedukasi Pertamina CSR RU III fungsi IPAL dan dampaknya. IPAL untuk menetralkan air limbah tempe yang masuk ke selokan umum menjadi tidak berbau dan tidak berwarna, bahkan air limbahnya dipakai untuk ternak ikan,” ujarnya.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Panen Penghargaan di Ajang E2S Proving League 2022
Ia menambahkan limbah padat tempe dipakai untuk pupuk tanaman dan pakan ternak.
Anggota komuitas pengrajin tempe pada awalnya berjumlah 32 orang, namun karena pandemi berkurang menjadi 24 orang.
Selain IPAL, Pertamina CSR RU III juga memberi edukasi bagaimana membuat turunan tempe seperti nugget, keripik tempe, tauco. Mereka dikemas sedemikan rupa dan diusahakan masuk pangsa pasar yang lebih luas lagi.
"Sejak dibantu Pertamina CSR RU III terjadi peningkatan nilai tempe jadi lebih diterima masyarakat. sebelum dibantu sempat terganggu saat pandemic melanda ditambah harga kedelai yang melambung sementara belum terpikirkan masalah inovasi tempe,” ucapnya.
Ia mengatakan manfaat edukasi IPAL terutama dalam kehidupan sosial. Sebelumnya polusi limbah tempe cukup mengganggu, ada ketidakharmonisan antara pengrajin dan non pengrajin.
Sebelum ada inovasi, tempe tidak bisa berbicara banyak. Tempe bersaing dengan makanan-makanan siap saji terutama dari luar negeri. Generasi sekarang kurang mengenal tempe dengan baik. ingin menciptakan tempe seperti dulu lagi, jadi tuan rumah dinegeri sendiri.
Saat ini tengah di uji cobakan tepung yang dihasilkan dari tempe. Pertamina CSR RU III dengan akademisi sedang uji coba limbah tempe menjadi detergen, sabun dan lain-lain.
Ada sepuluh turunan tempe yang ditawarkan untuk uji coba. Saat ini Junaidi sedang berusaha bagaiamana mengubah mindset para pengrajin tempe dari hanya sekedar laku dijual tapi bagaimana tempe memiliki daya tarik karena tempe sudah go internasional.
“ Kita jangan hanya mendengar beritanya saja tanpa berbuat sesuatu padahal kita juga bisa,” ucapnya. *Kilas Pemberitaan
Baca Juga: PGN Awali Pembangunan Jargas GasKita Skema Investasi Internal