Solo - Sonora.ID - Olahraga Boccia mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia.
Nama Boccia sendiri berasal dari bahasa Latin, bottia, yang berarti bos. Olahraga ini dipertandingan di level lokal, nasional, bahkan internasional oleh atlet panyandang disabilitas cerebral palsy.
Meski terdengar masih asing, sebenarnya Boccia sudah dipertandingan pada Paralimpiade 1984. Namun kini kita sudah bisa menyaksikan banyak pertandingan Boccia di multi event paragames.
Boccia bisa dimainkan oleh individu, pasangan, atau tim yang terdiri dari tiga pemain. Tujuan permainan ini adalah melempar sebuah bola kulit, berwarna merah atau biru, untuk bisa sedekat mungkin dengan bola target berwarna putih atau disebut jack.
Baca Juga: INASPOC Sediakan 1500 Tiket Penutupan ASEAN Paragames Solo 2022 bagi Masyarakat Umum
Pemilihan bola merah atau biru yang akan digunakan tim yang bertanding ditentukan melalui lempar koin.
Pemain Boccia dibagi menjadi empat kelas, tergantung pada kemampuan fungsional mereka:
Peraturan Boccia
Boccia dimainkan di lapangan seluas 12,5 mater x 6 meter, sementara area wheel chair atau kursi roda untuk melempar bola 2,5 meter x 1 meter.
Bola yang digunakan untuk olahraga Boccia memiliki diameter kurang lebih 86 milimeter, dengan berat sekitar 275 gram.
Pertandingan Boccia dibagi menjadi tiga kelas, tunggal, pasangan atau ganda, serta tim yang terdiri dari tiga orang.
Pada pertandingan tunggal terdiri dari empat end atau putaran dan setiap pemain berkesempatan melempar enam bola di tiap putaran. Sementara laga berpasangan terdiri dari empat putaran, enam bola setiap pasangan (tiga bola per pemain) di setiap putaran.
Untuk pertandingan tim ada enam putaran, enam bola per tim per putaran, dengan masing-masing dua bola tiap pemain. Bola jack dilempar pertama dan akan menjadi sasaran lempar enam bola merah dan enam biru yang dipegang para tim.
Baca Juga: Kawinkan 4 Emas, Pasutri Rian dan Sella Tutup Pesta Emas Tim Paratenis Meja Indonesia
ASEAN Paragames Solo 2022 menjadi ajang debut bagi tim Boccia Indonesia. Meski berstatus debutan, namun tim Garuda mampu mencatatkan sejarah manis dengan raihan 1 emas, 4 perak, dan 6 medali perunggu.
Sedangkan Thailand, sesuai prediksi, masih mendominasi cabang olahraga Boccia dengan meraih 8 emas, dan 5 perak. Singapura meraih 1 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Serta Kamboja meraih 1 emas.
Pada hari terakhir pertandingan Boccia di Hall FKOR UNS Surakarta, Jumat (5/8/2022), Indonesia meraih 2 medali perak dari kategori tim kelas BC1/BC2 dan kategori mixed pair BC4 setelah dikalahkan tim Thailand.
“Alhamdulillah bisa meraih 1 emas, 4 perak dan 6 perunggu. Di keikutsertaan yang pertama ini anak-anak bisa menampilkan kemampuan yang luar biasa buat kita. Saya sangat bangga mereka bermain sangat bagus dan terus berjuang,” jelas Pelatih Kepala Boccia Indonesia, Muhammad Bram Riyadi.
Satu-satunya raihan medali emas Boccia berasal dari Wening Prabawati yang bertanding di kategori individual female BC4. Wening yang baru pertama kali turun di level internasional mengaku tidak pernah menyangka sebelumnya bisa meraih medali emas.
“Sebenarnya gak percaya dapat emas. Saat bertanding saya cuma nothing to lose saja. Yang penting saya main sebisa saya dan semampu saja, hasilnya diserahkan sama yang di Atas,” ujar atlet asal Kabupaten Semarang itu saat ditemui usai pertandingan.
Cabang olahraga Boccia baru dikenal di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum ini, tim Indonesia juga bertanding di cabang ini pada ajang Asian Paragames 2018.
Di ASEAN Paragames Solo 2022, tim Boccia Indonesia diperkuat oleh 8 atlet yang terdiri dari Febrianti Vani Ramadhani, Suci Kirana Dewi, Yulia Widya Pangestika, Handayani, Wening Prabawati, Fendy Kurnia Pamungkas, Rexus Ohee dan Faris Sugiarto.
Dengan mengusung slogan Striving for Equality, penyelanggaraan ASEAN Para Games 2022 merupakan jawaban atas tertundanya ASEAN Paragames 2019 di Filipina dan 2021 di Vietnam. Hal ini sekaligus menunjukkan kesiapan Indonesia memberikan kesempatan yang setara bagi penyandang disabilitas untuk berprestasi.
Baca Juga: Unik dan Berprestasi Pemanah Gigi yang Sumbang Emas ASEAN Paragames 2022