Jakarta, Sonora.Id – Di tengah terjadinya fluktuasi harga komoditas dunia, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) masih tetap meraih laba. Perusahaan induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perkebunan ini terus menunjukkan kinerja positifnya pada laporan keuangan semester I (Januari-Juni) 2022.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyampaikan meningkatnya kinerja PTPN Group kembali membuktikan hasil dari perjalanan restrukturisasi yang secara berkelanjutan terus dikuatkan.
“Walaupun harga komoditi dunia tertekan pada Kuartal I 2022, Holding PTPN masih mampu meningkatkan laba perusahaan sampai semester I Rp 3,86 Triliun,” ujar Ghani.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berhasil menjaga momentum kinerja operasional dan keuangan pada 2022. Pada periode fiskal Januari sampai April 2022 (Kuartal I) 2022 lalu Holding PTPN meraih laba bersih hingga Rp2,95 triliun. PTPN III sebagai Holding memiliki kinerja terbaik dengan raihan laba sebesar Rp1,2 Triliun. Ghani menambahkan, “Selain PTPN III, anak perusahaan (anper) yang mampu mencatat laba adalah PTPN I, PTPN II, PTPN IV, PTPN V, PTPN VI, dan PTPN XIII”. Capaian Kuartal I 2022 ini meningkat 496,07% dibandingkan periode Kuartal I 2021.
Raihan laba PTPN Group beriringan dengan tingginya pendapatan atau revenue perseroan. Pada Semester I 2022 total pendapatan perseroan mencapai Rp24,43 Triliun, meningkat 15% dibandingkan Semester I 2021. Nilai EBIDTA Operasional pada Semester I 2022 sebesar Rp7,36 Triliun, meningkat 22% dibandingkan Semester I 2021.
Manajemen Perseroan juga mampu menjaga arus kas bersih atau Net Operating Cash Flow (NOCF) sebesar Rp1,63 Triliun. Dengan arus kas yang positif, perseroan mampu menjalankan belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX).
“Komoditas sawit masih menjadi penyumbang pendapatan/penjualan terbesar bagi keuangan PTPN Group. Pada Semester I 2022 kontribusi porsi penjualan periode s.d. Juni 2022 didominasi oleh komoditi kelapa sawit sebesar 73,33% dari total penjualan,” kata Ghani.
Selain itu, komoditi karet memberikan kontribusi 9,17%, komoditi tebu memberikan kontribusi 7,02%, komoditi teh memberikan kontribusi 1,74% dari total penjualan, dan komoditi aneka tanaman/lainnya sebesar 8,74%.
Kemampuan perusahaan mempertahankan kinerja laba, penjualan dan EBITDA berdampak pada peningkatan nilai aset perseroan. Hingga Semester I 2022, total aset Holding Perkebunan Nusantara mencapai Rp149 Triliun. Nilai ini meningkat 10,32% dibandingkan Semester I 2021.
Raihan di Semester I 2022 ini menunjukkan Holding Perkebunan Nusantara adalah perusahaan BUMN dengan kinerja yang sehat, serta dengan mantap terus meniti langkah menuju perusahaan perkebunan kelas dunia, sebagai ‘Kebanggaan Baru Indonesia’,” tutur Ghani.