Sonora.ID - Kisah haru datang dari seorang remaja yang berasal dari Kabupaten Boyolali.
BW, remaja 16 tahun diketahui tinggal seorang diri di makam sang ayah.
Ia tinggal disebuah bangunan yang menaungi makam keluarga yang terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.
Menurut Tri Joko Mulyono seorang Kasi Penindakan Satpol PP Kabupaten Boyolali, BW tidur ditumpukan baju serta selimut dan alas tidur disamping batu nisan.
Baca Juga: Rangkaian HUT ke-50, Karyawan Radio Sonora Ziarah dan Tabur Bunga ke Makam Pendiri Kompas
Tak jauh dari tempat BW tidur, terdapat makam yang belum dibangun batu nisan, yang menurut BW merupakan makam mendiang sang ayah.
Tri juga menuturkan aktivitas tak biasa yang dilakukan oleh BW, saat pertama kali diketahui ketika ia terjaring patroli yang dilakukan jajaran Satpol PP.
Saat itu, BW membersihkan kaca mobil dengan menggunakan kemoceng di Jalan Surowedanan untuk mendapatkan penghasilan.
Setelah itu dilakukan pendalaman dengan niat agar bisa dikembalikan ke keluarga mengingat BW masih berusia anak, namun saat ditanya alamat, BW mengaku jika rumahnya di Sawit, dan tidur di makam, Sabtu (6/8/2022).
Setelah diperiksa BW mengaku bahwa kedua orang tuanya telah tiada.
Kemudian Tri meminta BW untuk diantarkan ke tempat tidurnya yang berada di area pemakaman umum di perbatasan antara Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.
Baca Juga: Dimakamkan Hari Ini: Berikut 4 Fakta Keistimewaan Makam Eril yang Didesain Sendiri Oleh Ridwan Kamil
Tri dan petugas terkejut Ketika sampai di makam yang digunakan BW untuk tidur karena dari bekas yang ditinggalkan terlihat seperti sudah lama ditempati, dan sudah seperti rumah sendiri.
Menurut pengakuan BW, ia sudah tinggal di makam itu lebih dari 2 bulan. Berdasarkan keterangan dari BW, ia tinggal di makam agar lebih dekat dengan mendiang ayahnya yang dimakamkan disitu.
"ketika saya tanya makam ayahnya di sebelah mana, dia menunjuk satu makam yang belum dibangun batu nisan di atasnya," jelas Tri.
Sementara saat ini BW tinggal di rumah singgah Kabupaten Boyolali di ruang aman.
"Berdasarkan cerita dari BW, dia sejak lulus SD sudah latihan nukang, kemudian pernah bekerja di pencucian mobil, dan beberapa proyek pembangunan," kata Tri.
"Kalau sedang kerja di proyek, dia bisa tinggal disana, kalau proyeknya selesai dia bingung mau kemana, akhirnya dia datang ke makam ayahnya," tambahnya.
Meski uasianya yang terhitung masih muda, BW telah merasakan kerasnya kehidupan, yang bahkan BW pernah hanya dikasih makan saat bekerja di proyek.
Sebelumnya, BW juga memiliki sepeda motor tua sebagai alat transportasi, namun terpaksa ia jual karena ia sudah tidak memiliki uang selama pandemi covid-19.
Akhirnya, BW memutuskan mencari uang dengan menyeka debu mobil pengendara menggunakan kemoceng di lampu merah.
"Ketika saya tanya alasan ngamen membersihkan kaca mobil menggunakan kemoceng, katanya sebenarnya dia juga tidak mau, dia malu, tapi mau bagaimana lagi, karena tidak ada orang yang mengajaknya bekerja di proyek," terangnya.
"Hasil ngamennya dalam sehari sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000 perhari, uang itu digunakan untuk makan dan lain-lain," imbuhnya.
Tak Takut Tidur di Makam
Biasanya BW berada di makam sampai lewat jam tengah malam, dan untuk mengusir rasa takutnya biasanya dia bermain handphone.
BW harus menahan dinginnya angin malam lantaran bangunan yang ia tinggali tersebut tidak tertutup tembok penuh dan disebelahnya hamparan persawahan.
"Dia pernah sampai masuk angin selama satu minggu saat musim hujan, karena tidak ada temboknya, dan anginnya cukup kencang," jelasnya.
Tak hanya sampai disitu, saat malam BW hanya mengandalkan cahaya dari lilin yang ia nyalakan, karena di area makam tidak ada lampu penerangan.
BW juga tidak seperti anak jalanan lainnya, yang terkenal karena image nakalnya.
Bahkan, di makam tersebut ada 3 lembar sajadah yang menemani tidur BW.
"Anak ini berbeda dengan anak jalanan yang lain, dia masih lugu istilahnya, saya herannya waktu penjaringan kita geledah tasnya ada sajadah," ujarnya
"Saya juga coba tes dia membaca tulisan Arab dia juga bisa, dia kan sekolah cuma sampai SD, jadi anaknya baik, meski dia tidak ada yang mendidik, tidak ada figure orang tua tapi dia masih tetap beribadah," pungkasnya.