Sonora.ID - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah mengatakan, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengalami penurunan di beberapa provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan di tingkat desa.
“Saat ini terdapat 5 provinsi, 66 kabupaten/kota, 570 kecamatan dan 4.195 desa dengan kategori Zero Case (0) karena lebih dari 2 minggu terakhir tidak terdapat kasus baru/kasus aktif, serta terjadi penurunan jumlah kasus harian,” ucapnya dalam keterangan resminya.
Ia menyebut, kelima provinsi yang mengalami penurunan yaitu Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.
Baca Juga: Menko PMK: Revolusi Mental Bukan Hanya Slogan atau Filosofi!
Selain itu juga menurut Nasrullan, jumlah ternak sakit PMK terus menurun, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan sejak puncak kasus tgl 26 Juni 2022 sebanyak 13.518 ekor dengan jumlah kasus per tanggal 5 Agustus 2022 sebanyak 476 ekor atau turun sebesar 96,48% dari puncak kasus.
“Rata-rata perbandingan jumlah ternak sembuh terhadap ternak sakit PMK sebesar 61,98%, sedangkan rata-rata perbandingan jumlah ternak mati terhadap ternak sakit PMK sebesar 1,07%,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurutnya, dalam penanganan PMK, Pemerintah terus berupaya menekan penularan penyakit ini terutama di provinsi dengan penyumbang kasus konfirmasi PMK terbesar, yaitu Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah sapi terbanyak dengan terkonfirmasi PMK, kemudian NTB, Jawa Barat, Aceh, dan Jawa Tengah.
Di samping itu, sebagai upaya menekan penularan, Pemerintah mendorong percepatan vaksinasi bagi ternak yang sehat. Program vaksinasi hewan ternak rentan PMK harus dipercepat dan saat ini realisasi vaksinasi sudah mencapai sekitar 1,11 juta ekor.
Baca Juga: Kemenko PMK Gerak Cepat Telusuri Temuan Timbunan Beras di Kota Depok
"Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi memiliki kemampuan untuk mengendalikan jumlah kasus PMK," ungkap Nasrullah.
Namun demikian, Ia meminta agar masyarakat tetap mewaspadai adanya potensi lonjakan kasus. Sebab saat ini masih terdapat kasus di 215 kabupaten/kota yang harus segera dikendalikan.
“Oleh karena itu, surveilans dan penerapan tindakan pengobatan, pengamanan, pengetatan biosekuriti secara berkelanjutan harus tetap dilakukan bersama-sama,” tutur Nasrullah.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar penanganan PMK juga dimaksimalkan melalui 5 strategi utama, yakni Menjaga sanitasi dan biosekuriti kandang, memvaksin ternak yang sehat, membatasi lalu lintas ternak dan produk ternak dari wilayah zona merah ke wilayah hijau, mengisolasi ternak yang sakit dan melakukan pengobatan, melaksanakan pemotongan bersyarat.
Baca Juga: Ada Citayam Fashion Week di Makassar Juga Loh! Begini Kata Menko PMK