Sonora.ID - Bank Indonesia berkomitmen dalam mendukung pengembangan pelaku usaha syariah perempuan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Pihaknya melakukan hal tersebut melalui berbagai kebijakan untuk mendorong perbankan dalam pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan sektor inklusif, penguatan kelembagaan (korporatisasi) dan peningkatan kapasitas pelaku usaha syariah perempuan serta linkage dengan sumber bahan baku, pasar dan pembiayaan.
Seperti disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung bahwa, peran perempuan sangat penting dalam sebuah perekonomian.
Juda menyebut pemberdayaan perempuan dalam perekonomian, akan meningkatkan kapasitas perekonomian sebesar 25 persen.
Baca Juga: Bank Indonesia dan Pemprov Kalbar Perkuat Sinergi Dorong Peningkatan Investasi
Selain itu, menurutnya, bukan saja pada pertumbuhan ekonomi namun pemberdayaan perempuan juga menjadi faktor multiplayer di dalam pengurangan kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, perbaikan gizi, hingga perbaikan tata kelola sebuah negara.
“Jadi dengan adanya partisipasi terberdayanya perempuan maka ekonomi akan lebih terakselerasi,” tutur Juda dalam sambutannya di acara The 1st International Conference on Women and Sharia Community Empowerment, di Jakarta Convention Center (JCC) (11/8/2022)
Juda mengatakan, peran perempuan dalam UMKM sangat dominan dimana dari total 65,5 juta UMKM peran perempuan menduduki 65 persen. Juda menyebut, mayoritas UMKM perempuan ini bergerak dalam bidang makanan dan pakaian.
“Jadi cukup signifikan dan cukup dominan perannya,” tuturnya.
Bahkan lanjutnya, dalam kondisi pandemi covid-19 UMKM perempuan memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan UMKM yang dimiliki laki-laki.