Sonora.ID - Sejumlah negara menyambet predikat sebagai negara krisis wanita di mana rasio jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
Padahal, dikutip dari Statista, populasi pria sedikit lebih tinggi daripada populasi wanita di seluruh dunia.
Ketidakseimbangan antara jenis kelamin dapat disebabkan oleh banyak faktor termasuk perang, harapan hidup, rasio jenis kelamin saat lahir, aborsi selektif gender, dan migrasi massal.
Akibatnya, masyarakat dengan ketidakseimbangan gender akan menghadapi masalah di masa depan dengan tren pernikahan, tingkat kesuburan, dan populasi pria lajang yang besar.
Bisa dikatakan dengan sederhana bahwa para pria di sana mungkin akan sedikit kesulitan cari jodoh meski negara-negara tersebut dikenal dengan mayoritas penduduknya yang kaya.
Menurut data dari World Atlas dan Statista tahun 2019, inilah negara krisis wanita yang populasinya lebih sedikit dibanding pria.
1. Qatar
Di Qatar, hanya 24,7% dari populasi adalah perempuan. Itu artinya, 75,3% sisanya berjenis kelamin laki-laki.
Ketidakseimbangan gender di Qatar disebabkan oleh imigrasi karena industri gas besar di sana yang menarik lebih banyak pria muda yang belum menikah untuk bekerja.
Selain itu, undang-undang imigrasi di Qatar lebih ketat untuk wanita yang mengajukan visa kerja, sehingga aplikasi mereka tidak dianjurkan dan sering ditolak.