Palembang, Sonora.ID – HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) dalam sistem kekebalan tubuh.
Sementara itu, AIDS adalah serangkaian gejala yang dapat berkembang pada penderita HIV yang tidak menerima pengobatan.
Seseorang dapat memiliki HIV tanpa mengembangkan AIDS, tetapi tidak mungkin untuk memiliki AIDS tanpa terlebih dahulu memiliki HIV.
Yudi Setiawan, Kabid Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palembang kepada Sonora (16/08/2022) mengatakan hingga Juli 2022 HIV yang terdeteksi di kota Palembang berjumlah 137 orang dan AIDS 28 orang.
Jadi total HIV AIDS berjumlah 185 orang. Ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2021, dimana HIV 93 orang dan AIDS 53 orang, total 146 orang.
“ Banyak factor penyebabnya. Pertama deteksi, kegiatan mencari orang HIV gencar dilakukan, melakukan test pada orang yang beresiko. Tahun 2022 kegiatan deteksi atau turun kelapangan lebih banyak dibanding tahun 2021 karena tahun 2021 PPKM nya lebih ketat. Tahun 2022 PPKM lebih longgar sehingga adanya mobilisasi kelompok orang beresiko sehingga kemungkinan menularkan HIV ke orang lain akan lebih banyak,” ujarnya.
Ia mengatakan ada delapan kelompok yang beresiko HIV AIDS sesuai dengan Permenkes nomor 4 tahun 2019.
Baca Juga: YPKDS Usul Pemkot Makassar Bentuk Pokja Tangani HIV-AIDS
Kelompok tersebut adalah : ibu hamil, pasien transfusi darah, pasien IMS, laki-laki seks laki-laki (LSL), transgender, PSK, warga binaan pemasyarakatan, pemakai nafsa suntik. Dari delapan kelompok resiko tersebut yang paling banyak menderita HIV AIDS adalah kelompok LSL, sekitar 70 % hingga 80%.
“ Istilah sembuh untuk pasien HIV AIDS tidak ada namun terkendali atau kandungan virus dalam tubuhnya menurun. Yang bersangkutan harus mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) seumur hidup, sambil melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Tidak berganti pasangan, sex aman, tidak narkoba suntik,” pungkasnya.
obat antiretroviral (ARV) diperoleh secara gratis, ditanggung pemerintah dan harus diminum setiap hari, seumur hidup.
Diharapkan kandungan virus dalam tubuh pasien menurun dan resiko penularan ke orang lain juga turun.
Terpenting adalah edukasi bagaimana berprilaku sex aman, tidak LSL karena HIV ditularkan melalui hubungan sex.
LSL lebih kepada prilaku sex menyimpang. Prilaku ini bisa menular melalui pergaulan bebas di kota-kota besar.
Perlu komitment yang kuat untuk berhenti berprilaku LSL. Perlu ketahanan iman dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak tentang prilaku sex menyimpang.
“ penularan HIV AIDS melalui darah, hubungan sex, ibu hamil ke anak. Penting melakukan pola hidup bersih dan sehat, setia pada pasangan, tidak berprilaku menyimpang, lakukan test hiv bagi ibu hamil, bila positif minum ARV agar tidak menular ke anak,” tutupnya.
Baca Juga: Tubuhnya Makin Kurus, Hotman Paris Khawatir Sampai Tes HIV dan Kanker, Ada Apa?