Ia membeberkan, pengendara yang jatuh saat menuruni oprit jembatan Antasan Bromo mayoritas adalah warga luar.
"Mungkin karena gugup saat akan turun karena melihat terlalu curam. Bahkan ada yang sampai minta tolong untuk turun. Kalau warga sini tidak masalah, karena sudah terbiasa," ungkap pria akrab disapa Angah tersebut.
Ia pun lantas berharap, emerintah Kota bisa segera membenahi kondisi oprit jembatan agar bisa lebih landai. Sehingga mengurangi kecuramannya.
"Terserah kalau mau dibikin berkelok seperti diseberang tidak masalah. Yang penting tidak teralalu curam," harap pria 45 tahun itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Jembatan dan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Dedy Hamdani mengaku, sudah mengetahui insiden tersebut.
Namun Ia tak ingin, jembatan Antasan Bromo yang selalu dijadikan kambing hitam atau penyebab insiden kecelakaan tersebut.
"Jangan dilihat jembatannya saja yang salah. Coba lihat juga gimana pengendaranya. Kabarnya remnya blong. Mau diperbaiki gimanapun pasti kecelakaan juga. Kita imbangkan lah," ujarnya, saat dihubungi awak media.
"Kita lihat kronologinya. Saya lihat video itu kendaraanya oleng karena penumpang dibelakang gerak-gerak dan main handphone," sambungnya lagi.
Ia mengklaim, setelah insiden kecekalaan sebelumnya, pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan kondisi oprit jembatan dan memasang rambu-rambu.
Baginya, tingkat kekasaran beton oprit jembatan masih bagus dan genangan dibagian bawah jembatan juga telah dibersihkan.
"Kami harap yang lewat jembatan juga memeriksa dulu kendaraannya. Jangan sampai setiap kecelakaan jembatan yang disalahkan," tutupnya.
Baca Juga: Doakan NKRI Lewat Betamat Al Quran, 77 Warga Binaan Lapas Banjarmasin