Ada Rencana Kenaikan Harga BBM, Pengamat Ekonomi: Pemerintah Harus Tekan 'Ongkos Sosial' yang Ditimbulkan

22 Agustus 2022 12:55 WIB
Ada Rencana Kenaikan Harga BBM, Pengamat Ekonomi: Pemerintah Harus Tekan 'Ongkos Sosial' yang Ditimbulkan
Ada Rencana Kenaikan Harga BBM, Pengamat Ekonomi: Pemerintah Harus Tekan 'Ongkos Sosial' yang Ditimbulkan ( Kompas.com)
 
Medan, Sonora.ID - Rencana kenaikan harga BBM tentunya tidak akan menjadi kabar baik bagi masyarakat.
 
Kenaikan harga BBM berdampak besar pada laju pertumbuhan ekonomi nasional, dan laju tekanan inflasi.
 
Belakangan pemerintah memang terus menekankan bahwa APBN kita masih tetap dijaga dengan tidak menaikkan harga BBM. Hanya saja ketahanan APBN dalam menopang subsidi ini yang dipertanyakan.
 
Sementara disisi lain, stok atau alokasi BBM bersubsidi kerap disuarakan sudah mendekati batas alokasi, sehingga penyesuaian harga sangat dibutuhkan.
 
"Saya menilai bahwa harga laju tekanan inflasi di SUMUT saya revisi naik ke atas. Kalau sebelumnya jika tanpa rencana kenaikan harga BBM dan tariff listrik saya menilai inflasi akan bergerak maksimal 4.9%. Namun saat ini saya merubah ekspektasi saya bahwa inflasi akan bergerak dalam rentang 5.7% hingga 6.4% hingga tutup tahun 2022," Ungkap Benjamin Gunawan Selaku Pengamat Ekonomi Sumatera Utara kepada wartawan.
 
Benjamin menilai bahwa pernyataan sejumlah pejabat belakangan ini belum ada yang secara pasti menyebut bahwa harga BBM subsidi akan dinaikkan. Semuanya hanya beberapa kemungkinan saja.
 
"Walaupun secara pribadi saya menilai kemungkinan harga BBM itu naik di saat situasi seperti sekarang ini sangat memungkinkan. Nah jika BBM benar-benar mengalami kenaikan, maka yang paling rentan terpukul adalah masyarakat menengah ke bawah. Lompatan angka pengangguran dan kemiskinan akan terjadi, inflasi akan membuat banyak masyarakat yang jatuh dalam jurang kemiskinan. Angkanya bisa naik cukup tinggi pada bulan maret 2022 mendatang," Jelasnya.
 
Benjamin menambahkan, jika BBM dinaikkan di akhir Agustus ini, maka di bulan September belum akan memberikan dampak besar yang terlihat terhadap penambahan jumlah angka kemiskinan.
 
"Tetapi kalau diakumulasikan hingga ke Maret 2023 angkanya baru akan terasa, namun saya masih yakin presentase tingkat kemiskinannya akan di bawah 10% di Sumut. Pemerintah harus mampu menekan ongkos sosial yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM tersebut,"katanya.
 
Lebih lanjut Benjamin menjelaskan," Disaat kondisi seperti itu terjadi, saya menilai bantuan sosial akan menjadi cara pemerintah meredam kenaikan angka kemiskinan, jurus ini masih akan digunakan guna menjaga daya beli masyarakat setelah kenaikan harga BBM nantinya.
 
Namun Ia menilai, yang patut disayangkan adalah kenaikan harga BBM ini bukan dikarenakan terjadinya pemulihan ekonomi dunia atau nasional.
 
"Ada dampak perang yang memicu terjadinya kenaikan harga minyak dunia. Yang bermuara pada tidak terjadinya penambahan pendapatan di masing masing rumah tangga, namun yang terjadi justru kebutuhan hidup mengalami kenaikan,"tutup Benjamin.
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm