Foto: Peneliti IPRC Fahmi Wahyudi saat memaparkan hasil survey mengenai Pilwalkot Bandung 2024 di Bandung, Jumat (26/8/2022)/Gun (
)
Bandung, Sonora.ID - Jelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bandung 2024, sejumlah prediksi mulai bermunculan.
Mulai dari meningkatkan angka partisipasi, isu identitas, suku dan agama, sampai nama-nama yang masuk dalam bursa pencalonan, mulai dari petahana, wajah lama hingga pendatang baru.
Diketahui bahwa angka partisipasi Pemilihan Umum (Pemilu) di Kota Bandung di tahun 2018 ada di angka 83 persen. Diharapkan pada 2024 mendatang akan mengalami peningkatan.
Terkait dengan hal ini, peneliti dari lembaga survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) Fahmi Wahyudi mengatakan, bahwa warga Kota Bandung belum secara pasti menentukan dan menginginkan sosok pemimpin seperti apa.
"Kami melakukan survei dari 20 hingga 30 Juli 2022 di 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung dengan paling banyak di wilayah Babakan Ciparay dan di Cinambo yang terkecil. Responden laki-laki 50,4 persen sedangkan perempuan 49,6 persen," ucap Fahmi saat pemaparan hasil survey IPRC di Bandung, Jumat (26/8/2022).
"Total responden 1.002 orang. Kami menggunakan metode multistage random sampling. Dari total responden itu, ada 934 orang yang berhasil kami wawancara atau 93 persen. Margin eror 3,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen," ungkap Fahmi.
Lebih lanjut Fahmi mengungkapkan, bahwa dalam melakukan survey, IPRC fokus dalam koridor politik identitas yang mengarah pada sosok pemimpin yang baik dari segi agama, suku maupun etnis.
Dalam survey, lanjut Fahmi, didapati permasalahan lain, yaitu banyak warga yang belum fokus pada Pilwalkot Bandung.
"Mereka beranggapan masih terlalu jauh jika saat ini diminta menentukan, memilih atau menginginkan sosok pemimpin seperti apa," papar Fahmi.
"Menurut mereka, isu sosok pemimpin ini belum mencuat ke permukaan. Bahkan ada yang mengatakan, media sosial pun belum ramai membicarakannya," ungkap Fahmi.
Dalam pemaparan data survei IPRC, Fahmi mengatakan, ada 37,2 persen warga Bandung yang kurang tertarik membahas politik atau pemilu 2024 dengan alasan masih bukan prioritas.
Selanjutnya, 40 persen tidak pernah membicarakan politik saat berkumpul serta 59 persen tidak menggunakan media sosial dalam membicarakan politik.
Namun, lanjut Fahmi, ada 40,6 persen warga Bandung ingin sosok wali kota selanjutnya ialah orang Bandung asli, serta bukan juga dari dinasti politik.
Diketahui, Ketua KPU Kota Bandung, Suharti beberapa waktu lalu mengatakan, KPU Pusat telah resmi mengumumkan tahapan Pemilu 2024 dimulai pada 14 Juni 2022.
Disebutkan ada 4 agenda besar yang akan dilakukan pada 2022 ini. Mulai dari pendaftaran dan verifikasi partai politik pada 29 Juli 2022 dan penenatapannya di Desember 2022, lalu pemutakhiran data pemilih, dan proses penataan daerah pemilihan di tahun ini.
Suharti juga mengatakan, sesuai amanat pasal 167 angka (6) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, disebutkan tahapan penyelenggaraan Pemilu dimulai paling lambat 20 bulan sebelum hari pemungutan suara.