Solo, Sonora.ID - Dalam kurun satu bulan sudah terjadi dua orang yang terjun ke Sungai Bengawan Solo yang diduga bunuh diri di wilayah Solo Raya.
Seorang pria yang diketahui warga Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen yang melompat ke sungai pada Minggu (14/8/2022).
Kemudian, kabar terbaru seorang santriwati berusia 13 tahun yang juga melompat ke Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis (25/8/2022).
Keduanya berhasil dievakuasi petugas, namun keduanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca Juga: BBWS Bengawan Solo Beri Peringatan Ke Manajemen Kali Pepe Land
Dari kedua kasus itu, Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si mengatakan bunuh diri secara sosiologi tidak terpengaruh dari pribadi saja.
"Tapi juga berpengaruh bagaimana sistem sosial di sekitarnya itu peduli dengan masalah masyarakat dan adanya pemberian pertolongan," tuturnya saat diwawancarai, Jumat (26/8/2022).
Kemudian dirinya juga mengatakan, pertolongan dapat berbentuk pendampingan, dengan mengajak berbicara atau pertolongan yang lebih konkret dengan kebutuhan pribadi.
Dia menjelaskan, bahwa seseorang atau kelompok orang yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri bisa terjadi tergantung dari tingkat kepedulian masyarakat disekitarnya. Bila kepedulian masyarakat tinggi, maka angka bunuh diri juga rendah.
Berbeda bila kepedulian masyarakat sekitar rendah, maka orang akan merasa memikul bebannya sendiri, sehingga muncul niat untuk mengakhiri hidupnya.
Sehingga di lingkungan masyarakat dibutuhkan rasa solidaritas antar warga satu dengan warga yang lain, dengan tujuan untuk mencegah Tindakan bunuh diri.
Baca Juga: Nekat Terjun ke Bengawan Solo, Santriwati di Solo Tewas Terbawa Arus
"Istilah sosiologinya itu solidaritas, semakin solidaritas, semakin guyub rukun masyarakat, sebenarnya bunuh dirinya semakin rendah," jelas Drajat.
"Tapi, kalau lebih berperilaku demi kepentingan pribadi maka kecenderungan bunuh diri lebih tinggi, jadi dukungan masyarakat sangat penting untuk mencegah anggota masyarakat bunuh diri," tambahnya
Drajat berpesan pada masyarakat, bila sudah muncul permasalahan sosial, misal terjadi kekeringan Panjang, kemudian faktor ekonomi yang mulai mengancam, disitulah saatnya masyarakat untuk mengumpulkan dukungan sosial.
Menurut Drajat, menghilangkan Tindakan bunuh diri di tengah masyarakat memang dirasa sulit. Namun, bunuh diri dapat dicegah dengan beberapa hal.
"Yang pertama adalah meningkatkan solidaritas masyarakat, acara-acara masyarakat diperbanyak, sedapat mungkin masyarakat tidak egoistik," jelasnya.
"Yang kedua bisa membangun trauma center, bisa di tingkat desa atau kelurahan, jadinya kalau orang ada masalah, dia tahu ke mana harus pergi," pungkasnya.