Sonora.ID - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pemerintah menargetkan 60 persen produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri menggunakan komponen lokal.
Budi mengakui, saat ini Alkes di Indonesia baik yang sudah jadi maupun bahan bakunya masih didominasi oleh produk impor. Selain itu, transaksi alkes impor pada periode 2019-2020 mencapai 88 persen dan produk lokal hanya berkisar 12 persen.
Padahal dari total 496 jenis alkes yang ditransaksikan di kurun waktu 2019-2020 tersebut, ada 152 alkes yang sebenarnya mampu diproduksi sendiri. Rendahnya penggunaan alkes produk lokal ini ditengarai keterbatasan teknologi dan implementasi regulasi penggunaan produk dalam negeri.
“Kalau sekarang masih ada beberapa komponen dari luar negeri tidak apa-apa. Tapi kita tidak bisa melakukan ini terlalu lama. Keinginan kita sekitar 50-60 persen alat kesehatan dan obat-obatan dari hulu sampai ke hilir harus dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri,” kata Menkes Budi, yang dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Untuk itu, pemerintah melakukan transformasi ketahanan sistem kesehatan yang salah satu fokusnya adalah mendorong pengembangan alat kesehatan produksi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan produk kesehatan impor.
Baca Juga: Menparekraf dan Cinema on The Beach Jajaki Kerja Sama Bidang Film dan Destinasi Wisata
''Saat pandemi kemarin terasa sekali, cari masker susah, APD susah. Untuk memastikan adanya kemandirian alat kesehatan dalam negeri, kita melakukan transformasi kesehatan utamanya pilar ketiga yakin transformasi ketahanan sistem kesehatan, jadi kalau ada pandemi lagi kita tidak bergantung dengan negara lain,'' kata Budi.
Sementara itu, selain meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi alkes dalam negeri, Budi juga meminta agar belanja alat kesehatan dalam negeri dimaksimalkan. Komitmen ini sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
''Kemenkes berkomitmen dari 38% triliun anggaran belanja barang tahun ini, sekitar 19 triliun (42%) saya minta belanjanya dalam negeri. Sampai Agustus kemarin sudah terealisasi 4 triliun, sampai akhir tahun kita harapkan bisa terealisasi 100%,'' ungkap Budi.
Progres realisasinya, lanjutnya, akan di monitor langsung oleh Presiden Joko Widodo setiap tiga bulan.
''Tahun depan Bapak Presiden minta belanja produk lokal naik ke 95%, kami berharap kedepan lebih banyak industri kesehatan yang bisa memproduksi alat kesehatan di dalam negeri dengan komponen lokal yang tinggi,'' pungkas Menkes.
Baca Juga: Direktur Eksekutif PUSHEP: Penambangan Ilegal Marak, Tegakkan Hukum yang Benar!