Sonora.ID - Puisi menjadi salah satu karya tulis yang masuk dalam pelajaran di jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA karena memang puisi sangat sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan terdiri dari banyak jenis.
Puisi sendiri adalah salah satu karya sastra yang mengutamakan penggunaan kata dan bahasa, sehingga terikat satu sama lain dengan adanya rima dan irama.
Karya yang satu ini bisa menyampaikan pesan dalam berbagai bidang, ada puisi kebangsaan, puisi untuk orang tua dan orang yang disayang, puisi ketuhanan, hingga puisi tentang lingkungan dan alam.
Puisi tentang lingkungan dan alam bisa berisi teguran untuk manusia dan pujian serta syukur kepada Sang Pencipta.
Baca Juga: Unsur Pembangun Puisi: Intrinsik, Ekstrinsik, beserta Contohnya
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah 13 contoh puisi tentang lingkungan dan alam.
Terbangun di pagi hari
Ku buka jendela
Sinar surya tampar kedua mata
Aku tersenyum mencium harum bunga
Kulihat kiri dan kanan
Jauh dan dekat
Terlihat anugerah Tuhan
Yang melekat pada lingkungan yang indah
Aku semakin bersemangat
Menjajal hari ini mengejar tekad
Lingkunganku indah dan aku kuat
Tak ada lagi yang mampu menghambat
Terima kasih, Tuhan
Kau bukakan hatiku akan suatu keindahan
Sehingga tak ada lagi kata segan
Untuk menjaga tanah dan tumbuhan
Di sekeliling halaman
Tuhan, jagalah lurusnya hati ini
Curahkan padaku kesadaran diri
Hingga aku siap untuk berjanji
Untuk selalu menjaga lingkungan
Agar terjaga keasriannya
Aku cinta alamku
Dengan segala yang dipersembahkan
Aku menyayangi sepenuh hati.
Oh tidak, entah bagaimana jadinya
Jika para perusak mulai bergerak
Memenuhi nafsu yang membelalak
Pasti kan hancurlah semuanya
Tidak, sungguh tak boleh terjadi
Aku tak ingin jadi pembenci lagi
Semua berawal mulai hari ini
Percayalah, ku jaga, takkan kau mati
Aku cintai kau setulus hati
Pasti kan kubalas budi
Atas semua yang kau beri
Untuk alamku, semoga tetap alami
Baca Juga: 11 Contoh Puisi Kemerdekaan untuk Meriahkan HUT RI dan Bakar Semangat!
Oh lingkungan…
Kau bagai permata di mataku
Karena kau dunia ini menjadi indah
Oh lingkungan…
Kau sudah menghias dunia ini
Dengan tanaman dan bunga-bunga
Tetapi sayang
Tanaman dan bunga-bungamu
Sering dipetik dan dirusak orang
Sehingga habis
Tetapi aku tidak akan pernah
Membuat bunga dan tanaman mu
Hilang dan layu
Aku akan merawatmu
Sampai mekar dan indah
Karena kau aku hidup
Kalau tidak ada kau
Semua manusia menghirup udara kotor
Dan karena kau
Udara kotor menjadi udara yang bersih
Desaku
Desa yang subur akan air mata
Tangisan selalu hadir
Kegelisahan
Rasa takut
Suram
Hingga kebodohan
Menghantui
Kekayaan
Kesuburan alam tak ada arti
Karena negeri ini lebih kaya
Akan tikus-tikus yang serakah
Penjajah keadilan dan
Pejabat yang tak tahu hitam dan putih
Baca Juga: Lirik 'Puisi Hujan Bulan Juni' karya Sapardi Djoko Damono Tahun 1989
Asap yang telah merebut kebahagiaan
Asap keserakahan yang membeli kebahagiaan
Asap keserakahan yang membeli jiwa kemanusiaan
Bagaimana bisa dia tidak ku salahkan
Wahai alam…
Di mana pagimu nan indah
Di mana udara segar yang kuhirup
Di mana kesejukan daun rimbun
Di mana mereka wahai alamku…
Wahai asap keserakahan…
Kau merebut pagiku nan indah itu
Kau merebut udara segar yang kuhirup itu
Kau juga merebut kesejukan itu
Jawablah wahai asap, jawablah aku
Wahai manusia…
Memang aku mengambil pagimu nan indah itu
Aku memang merebut udara segarmu itu
Aku juga telah merebut kesejukanmu itu
Lalu, apakah ini semua salahku?
Asap keserakahan…
Kau telah merebut pagiku
Kau telah merusak udaraku
Kau juga yang telah merusak kesejukan ku
Aku harap kau segera menghentikan kriminal mu
Betapa luas terbentang
Hutanku begitu hijau
Tempat flora dan fauna
Hidup tumbuh berbahagia
Tapi kita hutanku kurang
Bahkan ada yang sudah hilang
Pohon-pohon banyak ditebang
Oleh orang yang tak sayang
Kalau hutan telah gundul
Bencana alam akan muncul
Air susah di saat kemarau
Bila hujan banjir datang
Mari jaga hutan kita
Agar jauh dari bencana
Kalau hutan lestari
Tentu bumi akan asri
Baca Juga: Fajar Merah dan Musik sebagai Bentuk Penghormatan kepada Wiji Thukul
Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta
Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam
Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman
Bertebaran di angkasa
Putih, kelabu, dan hitam
Warna -warna menawan
Bergelombang mengombak-ombak
Tebal dan sangat indah
Bahkan sang bagaskara tak terlihat
Pelangi terlihat tak penuh
Karena sang selimut menutupinya
Jauh disana
Menyelimuti jagat raya
Tebal tipis
Beredar dimana-mana
Indah bukan buatan
Ingin rasanya memeluknya
Lembut dan menawan
Indah tak terperikan
Baca Juga: 2 Contoh Teks Pidato Bahasa Inggris Singkat Beragam Tema, Sudah Tahu?
Dari bentangan langit yang semuIa
Kemarau itu datang kepadamu
Tumbuh perlahan
Berhembus amat panjang
Menyapu lautan
Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan!
Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamu
Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan-Nya.
Dari tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap.
Yang tak menoleh barang sekejap.
Mataku terbuka
Dengan alam manja menyapa
Tumbuhan subur
Memberi kenyamanan jiwa
Pohon pohon berseri
Di sudut pulau
Di seberang sana
Hewan dan tumbuhan saling bercengkrama
Rotasi perputaran hidup yang damai
Senang
Lepas dan damai
Baca Juga: 5 Contoh Proposal Kegiatan Sekolah yang Baik dan Benar, Lengkap!
Siang, sering mengingatkan aku kepada matahari
Manakala malam, sering mengingatkan aku kepada bulan
Keduanya saling melengkapi siang dan malam
Matahari tidak pernah lelah, membiaskan cahayanya di kala siang
Manakala bulan tidak pernah lupa, menerangi malam malam ku
Percaturan alam tidak pernah silap, bulan dan matahari
Secercah harapan kunanti
Melihat Indonesiaku hijau
Kapan dan kapania semakin tua
Oh, Indonesia
Kulihat engkau memutih
Tergerai dentuman industri
Engkau semakin redup
Oh, Indonesia
Kapan aku menatapmu hijau
Dengan semburat angin sepoi
Kuingin habiskan sisa hidupku
Tuk melihatmu tersenyum
Baca Juga: 21 Contoh Kata Kerja Mental dalam Kalimat, dengan Pengertian
Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asli terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya
Mata dunia terpengarah menatap heran
Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani
Tuhan… Mengapa semua ini terjadi?
Mungkin kami telah banyak mengingkarimu
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa-dosa
Ya Tuhan, ampunilah kami dalam segala dosa