Bandung, Sonora.ID - Dampak invasi Rusia ke Ukraina semakin terasa, dan berdampak terjadi
inflasi akibat pasokan dan distribusi bahan pangan yang terganggu sehingga
ketahanan pangan sejumlah negara menjadi rentan.
Sebagai bentuk pengendalian inflasi, Bank Indonesia (
BI) memulai Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Jabar yang sudah diluncurkan di Malang Jawa Timur (10/8/2022) lalu.
Salah satu realisasi kepedulian BI Jabar adalah menyelenggarakan DIGISEF (Digital Syariah Economic Festival) 2022.
"DIGISEF ini kami hadirkan dari tanggal 2 hingga 4 September 2022 untuk menyemangati pertumbuhan produk keuangan syariah di Jawa Barat. Sekaligus dimulainya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Jabar," ucap Kepala BI Jabar Herawanto di Bandung, Kamis (1/9/2022).
"Acaranya akan dibuka oleh Gubernur Ridwan Kamil di Kantor BI Jabar, dan festivalnya di Cihampelas Walk (Ciwalk)," kata Herawanto menambahkan.
Lebih lanjut Herawanto mengatakan, sejauh ini ekonomi syariah di Indonesia berkembang pesat dengan persentase pertumbuhan sebesar 3,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I 2022.
"Ada empat sektor yang mendukung tumbuhnya ekonomi syariah itu adalah fashion muslim atau busana muslim, pertanian, makanan halal serta pariwisata ramah muslim," papar Herawanto.
"Di tahun 2021 saja empat sektor tersebut sudah tumbuh sebesar 2,1 persen (yoy)," imbuhnya.
Herawanto memaparkan, pertumbuhan ekonomi syariah terus membaik, walau baru dari sisi kredit. Namun, kata Herawanto, pertumbuhannya itu bukan dari kredit saja, tapi harus dilihat lebih luas lagi.
"naiknya porsi kredit itu baru sebagian, tapi harus lebih luas lagi. Sebab ekonomi keuangan syariah jauh lebih luas dari kredit saja. Produk syariah kini semakin menarik dan penjualan pun meningkat," paparnya.
Herawanto melanjutkan, digitalisasi yang mumpuni pada sektor keuangan dan ekonomi di Indonesia, memiliki potensi menjadi salah satu pusat keuangan dan ekonomi Syariah di tingkat regional maupun global.
Menurutnya, diluncurkannya GNPIP di Jabar dimaksudkan menekankan operasi pasar, mendorong urban farming, hingga kerjasama pemenuhan kebutuhan antardaerah.
Sejumlah strategi itu diharapkan bisa menekan laju inflasi di daerah. Langkah lainnya adalah penguatan hulu hilir dari produksi, distribusi, kemudian pemasaran hingga program pangan terintegrasi (Pangsi) dengan ekosistem melibatkan pula lembaga pembiayaan.