Sragen-Sonora.ID - Kabupaten Sragen tahun ini dilanda kemarau basah, meskipun sudah memasuki musim kemarau, namun masih sering terjadi hujan.
Hujan yang turun saat musim kemarau akan mempengaruhi bencana kekeringan termasuk di Kabupaten Sragen, namun pada tahun ini mengalami penurunan jumlah titik lokasi kekeringan. Hal tersebut disampaikan oleh Agus Cahyono, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen.
"Yang mengajukan droping air bersih tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu," katanya, Kamis (1/9/2022).
Dirinya mengatakan, selama musim kemarau tahun 2022 ini, terdapat 10 RT di 2 kecamatan yang mendapat droping air bersih. Wilayah tersebut meliputi Desa Ngargotirto, Sumberlawang 7 RT, Sumberlawang 1 RT, Ngargosari, dan Gilirejo, Miri 2 RT.
Selain dari faktor kemarau basah, bencana kekeringan ini dapat dihindari karena keberadaan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), PDAM dan sumur bor.
"Sementara belum ada yang mengajukan droping air bersih lagi, sudah tercover pamsimas, PDAM dan sumur bor," jelasnya.
"Di wilayah yang disebutkan di atas juga sudah ada droping air dari CSR Solo," tambahnya.
Baca Juga: Wacana BBM Naik Sempat Bikin Warga di Sragen Panik
Sebelumnya puncak musim kemarau di Kabupaten Sragen diperkirakan terjadi pada Bulan Agustus yang sudah dilewati. Walaupun begitu, menurutnya diperkirakan masih akan terjadi musim kemarau disertai hujan.
Masyarakat Kabupaten Sragen diminta untuk waspada terkait tentang ancaman bencana hidrometeorologi yang kemungkinan masih akan terjadi setelah Bulan Agustus.
"Prakiraan cuaca Bulan September masih kemarau, namun juga diperkirakan masih ada hujan," ujarnya.
"Di masa kemarau basah ancamannya bisa kekeringan, angin, longsor, diimbau kepada semua masyarakat untuk selalu waspada dan tanggap terhadap perubahan cuaca," tambah Agus.
"Juga yang perlu diwaspadai adalah musibah kebakaran dalam musim kemarau," pungkasnya.
Baca Juga: Palsukan STNK, Pria di Sragen Diciduk Polisi
sumber berita: tribunsolo