Medan, Sonora.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan melanjutkan perbaikan, yang berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi global yang disertai inflasi tinggi akibat peningkatan pertentangan geopolitik yang berkepanjangan.
“Perekonomian Indonesia menunjukkan berlanjutnya proses pemulihan. PDB Indonesia pada Tw II-2022 tumbuh di atas ekspektasi pada level 5,44% yoy (Tw 1-2022 : 5,01% yoy) didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi dan ekspor, “tulis Direktur Humas OJK, Darmansyah dalam siaran persnya yang diterima awak media ini, Senin (05/09/2022).
Berdasarkan pertumbuhan PDRB per provinsi, telah terdapat 18 provinsi dengan laju PDRB yang lebih tinggi dibandingkan pra pandemi (TwIV-2019).
Sementara 12 provinsi di antaranya tumbuh lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional.
“Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Juli 2022 juga mulai meningkat ke tingkat 51,3, seiring dengan perbaikan mobilitas dan peningkatan permintaan domestik. Sementara itu, sektor eksternal juga masih mencatatkan kinerja positif yang ditunjukkan oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan. Tekanan inflasi masih terjadi di bulan Agustus 2022 sebesar 4,69% yoy yang lebih rendah dari bulan sebelumnya (Jul-2022 : 4,94% yoy), namun inflasi inti naik menjadi 3,04% yoy (Jul-2022 : 2,86% yoy), “terangnya.
Masih dijelaskannya, perkembangan pasar modal sejalan dengan perkembangan positif kondisi domestik tersebut, pasar saham Indonesia terpantau menguat.
“Hingga 31 Agustus 2022, IHSG tercatat menguat sebesar 3,27% mtd ke level 7.178,59 dengan non-residen mencatatkan inflow sebesar Rp 7,52 triliun. Selanjutnya di pasar SBN, non-residen mencatatkan inflow sebesar Rp 10,5 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN turun 15,90 bps mtd pada seluruh tenor, “sebut juru bicara OJK ini lagi.
Penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Agustus 2022 masih diungkapkannya tercatat sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.
Dari sisi kinerja emiten, secara umum juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Dari 481 emiten listing saham yang telah menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2022, sebanyak 332 emiten (69,03%) menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 20,69% yoy dan peningkatan laba sebesar 50,49%.