Palembang, Sonora.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Selatan meminta peran aktif seluruh sektor dalam mempercepat penurunan stunting di Bumi Sriwijaya.

Hal ini diungkapkan, Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Medi Heryanto usai menghadiri Rekonsiliasi Penurunan Stunting Provinsi Sumsel Tahun 2022 di Ballroom Novotel Palembang, Kamis (08/09).

Medi menuturkan, stunting di Sumsel saat ini berada di angka 24,8 persen atau lebih tinggi diatas angka nasional yakni 24,4 persen.

Maka dari itu, lanjut Medi, peran seluruh sektor baik dari pemerintahan maupun non-pemerintah amat dibutuhkan dalam mewujudkan target 14 persen pada 2024 mendatang.

 Baca Juga: Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Sulawesi Utara Lakukan Rekonsiliasi Data Kasus Berisiko Stunting

"Kita butuh komitmen pemerintah daerah dan semua sektor terkait termasuk masyarakat juga harus terlibat. Karena kalau semua ikut andil, saya yakin target dari Pemerintah yang ingin angka stunting 14 persen pada 2024 nanti bisa tercapai," ucap Medi ketika diwawancarai.

Medi menilai, masih tingginya angka stunting di Sumsel disebabkan oleh belum optimalnya kesadaran pihak-pihak terkait dalam peranannya menurunkan angka stunting.

"Jadi salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Sumsel adalah komitmen dari seluruh sektor yang belum maksimal. Seperti halnya partisipasi dari sektor pemerintah belum menyadari peran masing-masing, padahal ini ada keterkaitan," kata dia.

Adapun penyebab masih tingginya angka stunting, lanjut Medi, kurangnya edukasi terkait pembekalan & pola asuh, belum tercukupinya kebutuhan gizi yang seimbang dan masalah pada sumber sanitasi dan air bersih.

"Padahal sektor-sektor terkait berperan untuk mengatasi ketiga masalah tersebut, tapi nyatanya peranan tersebut belum optimal," tutupnya.

Baca Juga: BKKBN Dorong Inovasi Pencegahan Stunting Berbasis Keluarga