Sonora.ID - Sedikit berbeda dari kegiatan tahun lalu, pameran pendidikan yang dilaksanakan di masa pandemi ini oleh SMA Kanisius Jakarta dilakukan secara hybrid.
Hokkaido University, salah satu Universitas Negeri di Jepang melalui perwakilannya turut serta berpartisipasi kembali sebagai salah satu peserta pada kegiatan 22nd Canisius (Hybrid) Education fair.
“Ini adalah kegiatan Kolese Kanisius tahun ketiga di masa pandemi yang kami ikuti secara online. Yang pasti kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, dan memberikan penghargaan tinggi kepada semua yang terlibat mewujudkannya dalam kondisi yang masih belum pulih sepenuhnya tetapi semangatnya untuk menyelenggarakan ini tidak pernah luntur”ujar ibu Verawati, selaku Appointed Representative Hokkaido University di Jakarta.
Baca Juga: Program Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Di Wonogiri Segera Dibuka
Meski kemarin ini Jepang sempat menutup border mereka saat awal pandemi, saat ini sudah kembali menerima masuknya mahasiswa asing.
Dengan membuka banyak program unggulan berbahasa Inggris memudahkan siswa asing memilih jurusan yang ada tanpa harus memiliki kemampuan bahasa Jepang saat pendaftaran.
Salah satunya adalah Universitas Hokkaido yang tergabung dalam proyek Top Global University Japan, salah satu universitas Negeri di negara sakura ini yang telah berusia 146 tahun dan menduduki peringkat 1 di Jepang dan peringkat ke 10 di dunia menurut THE Impact rangking 2022.
“selama ini orang beranggapan belajar di Jepang sangat mahal, padahal jika di bandingkan dengan biaya belajar di Negara Amerika, Inggris atau Australia bahkan Singapore yang terdekat sekalipun, Jepang masih terbilang sangat terjangkau. Selain Fasilitas pendidikan yang sangat lengkap, Negara Jepang dengan teknologinya yang tinggi, masyarakat yang disiplin juga menjadi daya tarik untuk belajar disana, ”, menurut ibu Verawati.
Untuk dapat mendaftar sebagai mahasiswa asing di program berbahasa Inggris ini, tidak membutuhkan kemampuan bahasa Jepang.
Nilai TOEFL iBT 79 atau IELTS (academic module) 6.5 menjadi syarat utama mahasiswa asing yang bukan penutur bahasa Inggris.