Solo, Sonora.ID - Pembebasan lahan proyek Tol Solo-Jogja, meninggalkan kisah tersendiri. Salah satu yang terjadi di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Misalnya di Desa Jembungan, pemukiman yang tergusur akibat proyek strategis nasional (PSN) ini hanya di Dukuh Majegan. Sementara di Desa Sambon, hanya di Dukuh Rejoso.
Warga setempat pun mau tak mau harus pindah, karena rumahnya sudah diratakan untuk pembangunan tol Solo-Jogja. Namun, warga di kedua dukuh tersebut tidak ingin hubungan sosialnya tercerai berai hanya gara-gara PSN.
Hubungan baik yang dibangun selama puluhan tahun itu tak mau terhenti gara-gara proyek tol. Warga pun sepakat untuk membangun rumah di lokasi yang sama agar bisa tetap bertetangga. Sawah yang tak jauh dari rumahnya akhirnya dibeli. Warga yang terkena dampak proyek tol kemudian mengkaplingnya.
Terdapat empat petak sawah yang dikapling untuk didirikan rumah. Dua petak berada di sebelah barat Dukuh Majegan dan dua petak lagi berada di sebelah selatan Dukuh Karangwetan, Desa Jembungan.
Di kawasan pemukiman warga yang baru itu, sebagiannya sudah nampak berdiri kokoh bangunan rumah mewah nan megah.
Kemegahan rumah warga ini bisa terlihat dari bangunan rumah-rumah yang nampak bangunan anyar yang ada di Dukuh Majegan. Tapi ada juga rumah yang masih proses finishing. Beberapa pekerja masih terlihat membangun.
Martono (56) warga Dukuh Rejoso, Desa Sambon mengaku rumah dan pekarangannya terdampak pembangunan jalan tol. Sebagai ganti untungnya, dia memperoleh Rp 650 juta.
Namun saat akan mencari pekarangan untuk dibangun rumah, dia merasa kesulitan. Selain harganya yang sudah tinggi, lokasinya juga kurang bagus karena jauh dari tetangga. Untuk itu, dia membeli tanah kavling di sebelah barat Dukuh Majegan seluas 150 meter.
“Harganya Rp 150 juta termasuk pengurukan lahan dan bea balik nama,” katanya.
Baca Juga: Update Pembangunan Tol Solo-Jogja, Optimis Akhir 2023 Selesai