Yadi, 28, lebih memilih pindah membeli sawah sebelah barat Dukuh Karangwetan bersama 14 warga lainnya.
“Dari sepetak sawah seharga total Rp 700 juta kemudian kami kapling-kapling,” ujarnya.
Dengan membangun rumah bersama belasan warga lainnya ini, hubungannya dengan tetangga dan kerabat masih tetap bisa dekat. Dia pun tak butuh penyesuaian lingkungan lagi, karena sudah saling mengenal satu sama lain.
Sementara itu, Kadus 4 Desa Jembungan, Darmanto mengungkapkan, total ada 60 petak tanah pekarangan di desanya yang terkena proyek tol.
"Rumah warga sudah terbangun kembali. Tapi ada juga yang belum sempurna. baru megar payung. Masih proses finishing” pungkasnya.
Baca Juga: Pertama di Pulau Jawa, Ada Jalur Khusus Sepeda di Jalan Tol Solo-Jogja