Setelah semuanya lengkap, dukun itu pun memulai ritual. Ia membacakan beberapa rapal mantra, memanggil jin penunggu hotel untuk meminta kekayaan guna memperbaiki kehidupan Pak Sony. Sementara di sisi lain, Pak Sony dan temannya hanya disuruh si dukun untuk berdiri dan menunggu di pojok ruangan.
Dalam sekejap, nuansa ruangan itu pun berubah 180 derajat. Di ruangan yang tadinya terasa dingin karena AC itu, sekonyong-konyong Pak Sony dan temannya merasa ada sebuah hawa panas yang masuk dan memenuhi ruang itu. Mereka kepanasan.
“Ini kenapa panas banget, Mbah???” tanya Pak Sony dan kawannya bingung.
“Mereka sudah berdatangan. Mereka bilang mau membantumu,” kata si dukun. ‘Mereka’ yang ia maksud tentulah adalah para jin.
Maka, setelah semuanya selesai, ketiganya pun pergi meninggalkan ruangan. Kepada Pak Sony, si dukun berkata bahwa dalam sekejap, hotel itu akan kian ramai didatangi pengunjung. Bahkan, dalam sehari, seluruh ruangannya bisa penuh.
Akan tetapi, di balik ramainya hotel itu, akan ada suatu hal yang tak beres terjadi. Sebuah konsekuensi atas pesugihan yang dilakukan oleh Pak Sony.
“Nanti, kamu akan tahu sendiri,” kata si dukun singkat.
*
Sehari setelah si dukun melakukan ritual, telah benar dan terbukti, hotel Pak Sony lantas dibanjiri pengunjung. Bahkan, ketika di hari biasa para pegawai hotel merasa kebingungan karena tak ada pekerjaan mendesak yang harus dilakukan, hari itu mereka benar-benar merasa kewalahan.
Baca Juga: 5 Ciri Benda Pemancing Tumbal Pesugihan, Jangan Disentuh atau Diambil kalau Tidak Mau Jadi Korban!
Namun, di hari itu pula, konsekuensi yang telah dikatakan si dukun pada Pak Sony terjadi.
Di malam harinya, yakni pukul 12 tengah malam, tepat sebagaimana waktu ketika si dukun melaksanakan ritual sehari lalu, seorang pengunjung mati gantung diri di salah satu ruangan hotel milik Pak Sony. Ruangan hotel itu, tentu saja, adalah ruangan yang sama dengan yang dipakai oleh si dukun melangsungkan ritual.
Banyak penghuni hotel panik. Meski amat ramai, hotel Pak Sony malam itu seperti dilingkupi ketakutan yang amat sangat. Pak Sony juga tak pernah menyangka, bahwa hanya untuk membuat hotelnya ramai dikunjungi saja, ia harus menghilangkan satu nyawa pengunjung yang datang ke sana.
Tak ada satupun orang yang mengetahui perilaku bejat Pak Sony dan temannya. Mereka berdua pun amat bingung dan ketakutan, berjanji untuk tak mengatakan rahasia itu kepada siapapun, meski mungkin suatu hari bakal ada sesuatu yang mengungkap itu semua.
Dan, mereka berdua tak pernah tahu, harus ada berapa nyawa lagi yang melayang untuk membuat hotel itu semakin ramai didatangi pengunjung.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.