Solo, Sonora.ID - Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan. Maka secara otomatis biaya transportasi juga akan naik. Hal itu tentu akan berdampak juga terjadinya kenaikan harga barang dan jasa, tak terkecuali harga kebutuhan bahan pokok masyarakat juga akan terdampak.
Namun, di Kabupaten Boyolali sejauh ini belum terlihat adanya kenaikan harga pangan secara signifikan. Bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, telur dan daging ayam masih cukup stabil. Naik turunnya harga yang terjadi di pasaran belum terlalu signifikan.
Misalnya beras, masih berkisar Rp 10-12 ribu/kg tergantung kualitas. Begitu juga dengan Minyak goreng masih Rp 15-20 ribu/kg tergantung brand. Sedangkan telur ayam negeri berkisar Rp 27-28/kg.
Joko Suhartono, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali mengatakan harga pangan di Boyolali masih cukup stabil. Kalau pun naik, tak begitu signifikan dan masih wajar karena menyesuaikan kondisi pasar.
“Seperti telur itu, hampir setiap hari terjadi perubahan harga. Kadang hari ini naik Rp 500, besoknya turun Rp 200,” kata Joko, Selasa (13/9/2022).
Dirinya tak menampik jika kenaikan BBM ini, bakal berpengaruh terhadap harga jual barang dan jasa. Dia pun mengklaim jika harga saat ini masih stabil.
“Semestera belum ada kenaikan signifikan. Seperti beras, masih terjangkau, yakni Rp 10,5 ribu/kilogram untuk eceran," katanya.
Pun demikian dengan harga kedelai masih tinggi yakni Rp 12 ribu/kg. Lalu harga jagung, Rp 4,3 ribu/kg, bawang merah Rp 38 ribu/kg, bawang putih Rp 25 ribu/kg, minyak Goreng Rp 20 ribu/kg, telur Rp 28,5 ribu/kg, terigu Rp 10 ribu/kilogram serta gula pasir Rp 13,5 ribu/kilogram dan lainnya.
Pihaknya pun sudah melakukan antisipasi terhadap terjadi inflasi pasca kenaikan BBM ini. Bahkan selanjutnya bakal menggelar pasar murah dengan menggandeng langsung Bulog, Peternak dan Petani. Dengan cara itu, konsumen tetap bisa mendapatkan bahan pokok yang kompetitif.
Baca Juga: Dampak Kenaikan BBM terhadap Pelaku UMKM Kuliner Pempek