Sonora.ID - Cerita horor kali ini datang dari akun Twitter @Micka0619 yang membagikan kisahnya dan viral beberapa waktu terakhir ini.
Akun tersebut memberikan judul thread horor dengan nama 'JALANGKUNG-JALANGKUNG DI SINI ADA PESTA'.
Penulis menyebutkan jika ceritanya ini merupakan kisah yang berlatar belakang di Jakarta sekitar tahun 90-an.
"Kisah berlatar Jakarta tahun 90an. Nama-nama karakter dan lokasi spesifik sengaja kami samarkan. Apabila teman-teman bertanya atau menebak seputar hal itu, mohon maaf kami tidak akan berkomenta" tulis @Micka0619.
Kamu yang saat ini sedang membaca cerita horor ini sendirian, sebaiknya pikir-pikir kembali dua kali.
Mungkin saja ada sosok yang sedang memperhatikanmu dari kejauhan.
Langsung saja yuk ke ceritanya!
Baca Juga: MERINDING! Ini Cerita Pesugihan Penjual Bakso yang Ketahuan oleh Pembelinya Sendiri
Terdapat tiga orang pemuda yang bernama Tomy, Leo dan Acong.
Mereka adalah pelajar kelas 2 SMA di sebuah sekolah peninggalan Belanda (jaman sekarang kelas 11).
Sekolah mereka berseberangan persis dengan rumah sakit besar yang juga peninggalan jaman Belanda.
Ketiganya sangat akrab di sekolah meski berbeda jurusan, jurusan Tomy saat itu disebut A2, mempelajari ilmu eksakta namun lebih menitik beratkan mata pelajaran Biologi.
Sedangkan Leo dan Acong mengambil jurusan yang saat disebut A3, mempelajari ilmu Sosial dan Ekonomi.
Saking akrabnya, mereka suka pulang sekolah bersama karena sama-sama tinggal di Kota Bekasi.
Iseng main Jalangkung
Saat jam istirahat setelah selesai makan di kantin apabila masih ada waktu mereka sering nongkong bersama di bangku panjang depan kelas Tomy bersama anak-anak A2 lainnya.
Ya memang tidak ada salahnya juga sih jika anak A3 nongkrong bareng anak A2 atau sebaliknya.
Pertimbangan utama sebenarnya banyak yang suka nongkrong depan kelas A2 Tomy adalah karena posisinya berada di paling belakang, dekat dengan laboratorium.
Kelas A2 sangat teduh dan nyaman untuk bercengkrama sambil membincarakan suatu hal yang tak terlalu penting.
Saat bercengkrama sambil bercanda, mereka juga suka mendengarkan walk-man (pemutar musik jaman itu), membaca majalah, menyanyi dan ada yang bermain Jalangkung!
Ya, bermain Jalangkung di sekolah. Peralatan bermain Jalangkung yang satu ini pun sangat sederhana; Jangka (alat tulis untuk membuat lingkaran), sehelai rambut, dan kertas untuk menulis deretan huruf alphabet A sampai Z dan deretan angka 0 sampai 9.
Cara bemainnya juga sederhana; Jangka diikat ke sehelai rambut yang cukup panjang, lalu ujung pensil pada Jangka akan bergerak seolah menunjuk huruf dan angka yang merangkai kata atau informasi waktu.
Baca Juga: Ngeri! Ini Kisah Bangkrutnya Juragan Buah yang Selalu Panen karena Menggunakan Pesgihan
Lalu siapa yang menggerakkan Jangka?, tidak lain adalah ARWAH.
Ya betul, Jalangkung adalah permainan memanggil arwah. Ritual memanggil arwahnya didahului dengan mantra yang lebih mirip nyanyian.
Cerita permainan yang melibatkan arwah ini pun masih eksis sampai sekarang.
Lanjut, berbicara soal mantra lirik yang paling konvensional “Jalangkung Jalangkung, Di sini Ada Pesta, Datang Ga Dijemput Pulang Ga Diantar”.
Begitu terus dirapalkan berulang-ulang. Sampai Jangka begerak sendiri ke kiri atau ke kanan, atau bahkan berputar.
Jika Jangka bergerak itu menandakan adanya “Arwah” yang sudah datang, maka mereka yang sedang bermain akan mengajukan pertanyaan.
Biasanya seputar nama si arwah, umur berapa saat kematiannya, dan penyebab kematiannya.