Beberapa hari setelah peristiwa di pohon besar di dekat kuburan itu, Ratih mengajakku pergi ke luar. Ia menyuruhku menjemputnya di tempatnya indekos, dan, sesampainya di sana, Ratih bilang bahwa ia sedang ingin berbelanja di mall. Maka, kuantarkanlah dia untuk memenuhi keinginannya.
Sesampainya di mall, seperti biasa, ia langsung dikerubungi banyak penggemar. Setiap ke luar rumah, orang-orang memang hampir dipastikan mengenal wajah pacarku yang cantik itu: ia ialah seorang influencer dengan followers ratusan ribu orang di Instagram.
Sebenarnya, menurutku, kejadian semacam itu agak menganggu. Kupikir, para penggemar itu menggangu privasi dan waktu kami berpacaran. Tapi, apa boleh buat, itu adalah konsekuensi punya pacar terkenal.
“Mbak Ratih… Mbak Ratih… boleh minta foto?” kata orang-orang yang berkerumun, meminta Ratih untuk mau diajak mereka foto.
Menanggapi permintaan orang-orang itu, Ratih menerimanya dengan senang hati. Ia memanglah betul-betul perempuan yang rendah hati, dan itu amat membahagiakan hatiku. Maka, setelah sesi foto-foto dengan penggemar itu selesai, Ratih lalu melanjutkan niatnya berbelanja di mall itu.
Dalam perjalanan pulang, hati Ratih amat bahagia karena berhasil membeli semua pakaian mahal yang ia incar. Melihatnya bahagia, aku pun merasakan hal yang sama. Sepanjang perjalanan, kami tertawa terbahak-bahak, merayakan malam itu.
Akan tetapi, ketika hanya sekitar dua kilometer menjelang kami sampai di rumah, tiba-tiba, aku merasai sekujur tubuhku merinding. Suasana lantas berubah jadi dingin dalam sekejap, dan, pada saat itu pula, aku merasa ada sesosok gaib sedang mengikutiku.
Tak mau ketakutan sendiri, aku pun lantas mengajukan pertanyaan pada Ratih, berniat mengajaknya mengobrol. Hal itu, pikirku, bakal mengurangi kengerian yang aku rasakan pada saat itu, meski hanya sedikit.
Tapi, ketika kuajukan pertanyaan soal apakah Ratih merasa merinding sebagaimana yang kurasakan, tak dinyana, badanku justru makin merinding. Selain karena Ratih tak meresponku sama sekali, aku betul-betul merasa bahwa sosok gaib itu malah makin mendekatiku.
Baca Juga: Kisah Pesugihan Bakul Angkringan yang Pakai Lapak Bekas Kuburan